Dear 38

13.9K 752 17
                                    

Dua minggu paska penanganan operasi kiriman yang mona lakukan kini mona sudah harus kembali ke jogja untuk memenuhi kewajibannya mendampingi penyembuhan zifa dan pekerjaannya di rumah sakit tempatnya bernaung saat ini.

Dua hari lagi, zifa harus kembali ke jerman cek kesehatan terakhirnya untuk memastikan sel kankernya benar benar sudah hilang

Sebenarnya cek seperti ini bisa di lakukan di jakarta atau rumah sakit milik keluarga mona namun karena itu adalah permintaan dari pihak rumah sakit yang ada di jerman sebagai bentuk tanggung jawab rumah sakit maka pihak keluarga dan dokter pendamping pun setuju jika zifa kembali di periksa di sana.

"Mama aku kan uda sehat, boleh engga kalau aku ikut pulang?"

Mona tersenyum, mengusap kepala gadis cilik itu, "sabar sedikit lagi ya sayang, dua hari lagi kan kita harus kembali ke jerman buat mastikan zifa sudah sehat atau belum, nanti kalau zifa sudah di ijinkan untuk tinggal di luar rumah sakit pasti zifa boleh pulang kok" mona memberikan pengertian padanya.

"Iya," zifa mengangguk. "Papa juga ikut kan ma ?" Zifa mendongak menatap wajah mona

"Iya , in sha Allah ikut ya. Papa kan lagi ada pekerjaan di luar kota"

"kalau papa capek , sama mama aja deh nggak papa kok"

"Pinter banget sih" mona tersenyum kemudian memeluk tubuh kecil zifa mengecup lembut kepala botak gadis cilik itu.

"Tunggu aja ya"

"Iya ma "

"Kalian udah cocok sekali jadi keluarga kecil" tiba -tiba pintu ruangan yang tadinya tertutup sudah terbuka dengan dokter reynaldi berada di sana

"Dok" mona turun dari ranjang zifa perlahan menyambut kedatangan dokter reynaldi.

"Sudah duduk disana aja, saya cuma mau nengok cucu saya ini"

Dokter reynaldi beralih menatap zifa "zifa kangen sama opa enggak ?"

Zifa mengangguk ,"kangen opa "

"Sini peluk opa"

Zifa menyanggupi keinginan kakeknya itu kemudian melepaskan rangkulan tangannya di pinggang mona untuk memeluk dokter reynaldi.

"Wah barang-barangnya udah siap aja nih,"

"Biar ndak keburu-buru dok, jadi saya tata dulu sebagian"

"Nggak papa mon. Ini ares belum dateng ?"

"Belum, katanya masih perjalanan."

"Jadi naik apa anak itu"

"Pesawat dok, kehabisan tiket kereta katanya"

"..Bentar lg mona jemput di bandara, tiketnya sih tadi jam empat sampai"

"Ini udah jam empat kurang, kamu jemput gih. Biar om yang jaga zifa. Sudah ndak ada poli kan ?"

"Ndak ada dok , Yasudah kalau begitu saya ijin jemput dokter ares dulu dok"

"Oke," dokter rey beralih menatap zifa kecil "mama biar jemput papa kamu dulu ya, zifa sama opa disini"

"Oke opa, mama hati-hati"

Mona megangguk, kemudian menyaut shoulder bagnya setelah ijin kepada dokter reynaldi untuk yang kedua kalinya

Perjalanan yang mona tempuh dari rumah sakit ke bandara yang biasanya hanya sepuluh menit menjadi hampir tiga puluh menit karena jalanan cukup padat.

Sesampainya di bandara mona memarkirkan kendaraannya di halaman depan bandara karena kebetulan halaman depan ada parkiran kosong karena penghuni sebelumnya baru saja keluar.

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang