Dear 28

12.4K 698 5
                                    

"Papa kok nggak bilang sih kalau mau dateng kesini?" mona mengangkat koper adiguna admaja setelah mencium tangan papanya itu, mona cukup terkejut karena sosok dokter paruh baya yang tak lain adalah papanya sendiri itu tiba-tiba muncul di depan pintu rumah mona dengan membawa koper
berukuran kecil

"Ya sekali-kali kasih kejutan ke anak papa lah, udah lama banget kayaknya papa terakhir ketemu sama kamu"

"Ya kan papa bisa ngomong sama mona sih pa biar mona bisa jemput di bandara" mona ngedumel sendiri sembari menarih koper bawaan papanya itu di kamar tamu, kemudian memeluk dokter adi untuk melampiaskan rasa rindunya.

"Nanti kamu capek, yang penting kan papa udah disini" dokter adi membalas pelukan mona kemudian mengecup pucuk kepala mona dengan sayang, rasanya dulu mona masih sangat kecil saat ditinggal mamanya, tapi sekarang anaknya sudah menjadi dokter yang sangat cantik dan cerdas.

Mona melepaskan pelukannya kemudian berjalan menuju kitchen bar sedangkan dokter adi duduk di sofa ruang tamu seraya memperhatikan sekeliling bangunan yang mona tempati.

"Papa mau minum apa ?"

"Air putih aja"

"Papa udah makan ?" Tanya mona sembari menuangkan air putih hangat ke dalam gelas lalu ia angsurkan kepada papanya.

"Ini rumahnya siapa mon ? Kamu kenal siapa pemiliknya ?"

Mona mengangguk, "rumahnya dokter dewa pa, satu rumah sakit sama mona"

"Ohh, la terus dia tinggal dimana kalau rumah ini di kontrakin ke kamu ?"

"Di rumah satunya pa, dokter dewa punya beberapa rumah kayaknya"

Dokter adi mengangguk anggukan kepalanya, "masih muda dokter dewa itu mon ?"

"Masih papa, udah ah. Papa nggak capek apa perjalanan jauh tadi, bebersih dulu ya pa mona siapin handuknya dulu" ucap mona kemudian berlalu meninggalkan dokter adi sendirian mengamati seisi rumah itu.

"Jangan bohongin papa mona" dokter adi bergumam, menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir, sebenarnya untuk apa mona menutupi hubungannya dengan dewa. Memangnya siapa yang tidak kenal dewa anak dari sejawatnya juga yang dulu kebetulan sempat kenal karena juga teman baik reynaldi pemilik rumah sakit tempat mona bekerja.

"Papa mandi gih, udah siap alat mandinya dinkamar. Papa mau mona masakin apa ?"

"Emangnya kamu bisa masak apa ?"

Mona memutar bola matanya malas mendengar ejekan dari dokter adi, papanya.

"Ya papa maunya apa , mona coba masakin nanti papa nilai sendiri rasanya deh. Gini-gini uda banyak belajar masak ya!" Mona mendengus kesal

"Papa kan cuma bercanda mon"

"Mona masakin mie jawa aja mau ? Papa kan doyan tuh masakan jawa"

"Boleh,"

Mona tersenyum antusias, "yaudah mona masak, papa bebersih dulu sana" mona mendorong pelan tubuh adiguna masuk ke dalam kamar tamu agar papanya itu bisa bebersih diri dan beristirahat sebentar sembari menunggu masakan mona siap.

Setelah papanya masuk kekamar, mona buru-buru menyiapkan bahan-bahan yang akan ia gunakan untuk memasak mie godog jawa selera papanya.

kata dokter adi , beliau sangat menyukai masakan itu karena bisa mengingatkannya tentang kenangannya bersama istrinya alias mama mona sendiri.

Dua puluh menit berlalu mona siap menyajikan mie jawa khas jogja untuk adiguna yang kini sudah duduk di meja makan menunggu mona menyajikan masakannya .

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang