Tadi, setelah mona selesai visit di ruangan vvip milik zifa, ia dan papanya langsung beranjak menuju kediaman keluarga dwipangga atas undangan makan malam sebagai bentuk silaturahmi karena persahabatan baik kedua keluarga itu.
dokter adi sama sekali tidak menyinggung apapun mengenai pertemuannya dengan dokter dewa berharap agar mona mau lebih dulu menceritakan tentang kekasihnya itu kepada papanya.
Selain itu dokter adi memang tidak mau ikut campur dengan pilihan mona, ia hanya akan memberikan saran atau petuah jika mona menginginkannya.
"Papa kenapa?"
"Memangnya papa kenapa ?"Dokter adi tanya balik, ia tersadar dari lamunannya.
"Kenapa ngelamun gitu ? Biasanya papa kan suka banyak pertanyaan buat mona."
Dokter adi memeluk mona dari samping, meletakan kepala putrinya itu di bahunya. "Udah lama papa nggak keliling jogja begini, jadi agak heran aja lumayan banyak yang berubah di sini"
"Lama gimana sih pa, papa loh tiga bulan sekali kesini"
"Tapi kan papa gak sampai pergi - pergi begini mon, palingan cuma dateng ke rumah almarhum kakek terus pulang lagi"
Mona manggut-manggut "iya sih, papa inget nggak toko roti di ujung jalan sana" mona menunjuk salah satu toko roti yang masih cukup ramai di jam segini
"Langganan mama" jawab dokter adi membuat mona kembali menganggukan kepalanya. "Iya, kemarin mona iseng dateng kesana. Dan papa tau nggak?" Mona mendongak menatap dokter adi yang menggelengkan kepalanya
" ada foto mama disana sama bakernya yang sampai sekarang masih stay disana walaupun udah renta banget" mona menghela nafasnya, "seandainya mama masih hidup"
"Sudah," dokter adi semakin mengeratkan pelukannya, "jangan mengandai, kasian mama disana "
"Iya pa," mona mengangguk, menyudahi pembicaraan mengenai kenangan ibunya itu.
"Sudah sampai dok, silahkan" tak terasa mereka sudah sampai di kediaman dwipangga.
Tadi, supir dokter adi baru sampai di jogja karena kebetulan esok dokter adi harus segera kembali ke jakarta.
Sebenarnya dokter adi bisa saja naik kereta atau pesawat seperti keinginan mona, tapi ternyata papanya itu ada beberapa urusan di semarang dan purwokerto jadi mau tidak mau harus mampir -mampir terlebih dahulu sebelum kembali ke jakarta.
"Makasih pak" jawab mona membuat pak ka'is mengangguk, "siap dokter mona" mona tersenyum mengangguk kemudian menyapa satpam rumah itu. "Malem pak"
"Malem mbak mona, malam pak dokter, silahkan masuk sudah ditunggu" jawab pak salim dengan ramah.
Kedua ayah dan anak itu segera masuk ke halaman rumah yang ternyata sudah berjejer dua mobil lain diluar parkiran yang mona hafal itu adalah mobil milik ares dan yasmine.
"Asalamualaikum" ucap keduanya bersamaan saat mengetok pintu kediaman dwipangga yang sudah terbuka lebar sedari tadi untuk menyambut kedatangan ayah dan anak itu.
"Waalaikum salam" jawab seisi rumah bersamaan.
"Masuk-masuk" dokter reynaldi menyambut dengan penuh kegembiraan. Kedianya bersalaman dan saling berpelukan.
"Gimana kabarnya pak dokter, lama banget nggak ketemu ini" sapa dokter adi kepada dokter reynaldi
"Sampean iku yang paling sibuk mas, makanya jabatan itu dibagi bagi jangan diambil semuanya jadi nggak ada waktu buat silaturahmi begini. Iya kan mon" dokter reynaldi meminta persetujuan kepada mona
"Ngeyel om, maunya dikerjain semua sendiri kok" jawab mona memberi validasi kepada dokter reynaldi atas kalimatnya.
"Sebenere yo wis kesel aku iki tapi mau bagaimana lagi. Mau momong cucu juga belum punya cucu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear tomorrow
Hayran KurguMona tiba-tiba saja ditugaskan untuk membantu salah satu rumah sakit milik universitas terkemuka di jogja karena rumah sakit itu baru saja kehilangan dokter bedah terbaiknya. Ia tak pernah mengira jika tugasnya kali ini membuatnya bertemu dengan sos...