Dear 19

14.5K 800 5
                                    

"Om ares nanti kalau aku udah jadi anak yang sehat dan cantik om ares mau enggak jadiin aku anak om ares ? Aku janji nggak akan nakal kok"

"Tante mona, nanti kalau tante nikah sama om ares tante mau kan aku panggil mama ? Aku janji aku nggak akan sakit sakitan lagi dan nyusahin kalian berdua"

"Aku mau tinggal bareng opa, aku mau punya papa sama mama"

Cuplikan percakapan pagi tadi ketika ares dan mona mengajak zifa keliling englischer garden taman yang berada tak jauh dari rumah sakit dimana zifa di rawat.

"Ya Allah"

Ucap mona menghela nafasnya panjang, menelungkupkan tangandan menutupi kedua matanya.

Rasanya mona benar-benar tidak bisa tidur malam ini, Kata-kata dan permintaan zifa benar-benar membuat kerumitan tersendiri di kepala mona.

Bagaimana bisa dia mengabulkan keinginan zifa ?  Memangnya bisa disebut apa hubungannya dengan ares, bukankah mereka berdua sama - sama memiliki kekasih ? Atau lebih parahnya bukankah keduanya tidak memiliki perasaan apapun ?

Ya tuhan mona rasanya ingin menangis saja. Entah kenapa perkataan anak kecil yang sebenarnya bisa saja ia abaikan itu ternyata begitu berdampak dalam pikirannya saat ini.

"Mon"

Belum juga usai kerumitan dalam pikirannya, tiba-tiba saja Ares mengetuk pintu kamar mona, membuat gadis itu semakin berfikir yang tidak-tidak.

Apa ares akan mengajaknya membicarakan percakapan mereka dengan zifa tadi pagi ? Duh mona benar-benar belum siap dengan hal itu.

"Mona ?"  Panggilnya sekali lagi, tapi tetap tidak ada sahutan dari mona, perempuan itu malah sibuk menerka -nerka apa yang terjadi sementara terdengar suara ares yang sedikit berbisik namun masih terdengar dengan jelas sedang berbicara dengan seseorang dan mona pun memasang telinganya dengan baik

"Mona udah tidur ma, besok aja ya telvon mona sendiri aja" ucap ares menjawab pertanyaan dalam panggilan telepon,

"Duh, ngapain lagi tante nelvon nyariin aku" mona menarik slimutnya semakin ke atas menutupi wajahnya.

Bukannya mona tidak peka dengan keinginan tante yuli, tapi kan mona tidak ada perasaan dengan mas aresnya. Duh mona pusing.

Jika di tanya kenapa yuli bisa tau mereka sedang bersama, tentu saja tau tapi dengan alasan yang berbeda.

Jika kenyataannya mona dan ares sedang ada di jerman untuk membantu kesembuhan zifa yang reynaldi sembunyikan dari istrinya, maka ares dan mona mempunyai ijin yang berbeda untuk ibunya.

Ares mengatakan sedang study banding bersama mona dan sejawat lainnya ke eropa. Beruntung mamanya tidak terlalu banyak pertanyaan dan mengiyakan saja.

Tentu saja arespun paham dengan maksud mamanya yang tidak terlalu mempertanyakan kepergiannya, selain memang ares sering melakukan bepergian keluar negeri untuk urusan rumah sakit, mona juga salah satu sebagai penyebab utama yuli tidak terlalu ambil pusing dengan kepergian ares yang sudah hampir satu minggu ini, apalagi alasannya jika bukan karena mamanya yang sangat menginginkan mona menjadi menantunya.

Jujur kemarin-kemarin ares tidak terlalu ambil pusing dengan hal itu, tetapi entah kenapa beberapa hari ini eksistensi mona yang selalu berada di sekelilingnya selalu mengacaukan pikirannya, apalagi ucapan zifa tadi pagi.

Sebenarnya dalam keadaan normal normal saja ares akan cuek dengan hal hal melankolis seperti itu, tapi kali ini berbeda. Zifa adalah anak kakak kandungnya, orang tua anak itu meninggal dan zifa hanya memilikinya dan reynaldi, opanya. Tentu saja ares tidak bisa semudah itu mengabaikan permintaan polos anak sekecil itu.

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang