"Kira-kira ada engga ya pa laki-laki yang sayang sama mona tanpa ada dalih apapun dan tulus menyayangi mona, kok mona ketemu laki-laki yang nggak beres terus" mona meletakkan kepalanya di pangkuan papanya , menikmati semilir angin sore di rumah mendiang nenek mona dari pihak mamanya.
"Kenapa ngomong kaya gitu" adiguna mengusap lembut rambut panjang mona.
"Karma kan pasti ada pa, katanya karma orang tua itu akan turun ke anaknya. Mona kayaknya uda ngrasain deh pa"
"Kenapa kamu masih percaya yang kaya gitu, sudah jauh jauh sekolah ke luar negeri masa masih percaya yang begituan, lagian papa akan berusaha agar kamu nggak kena karma dari papa."
"Memangnya papa bisa usaha apa untuk mona ? Apa papa lupa kalau akbar ninggalin mona padahal hubungan mona sama akbar waktu itu sudah serius, papa kan tau itu"
"Memang belum jodohnya, bersyukur karena kamu tau lebih dulu sebelum kalian menikah tidak seperti mamamu yang harus merasakan sakit karena ulah papa"
"Kenapa semua laki-laki bisanya cuma nyakitin sih pa ?"
"Memangnya ares nyakitin ?"
Mendengar nama ares sontak mona terbangun dari rebahannya, melirik papanya keheranan "kenapa jadi mas ares sih pa, mana ada mona sama mas ares cinta-cintaan. Yang ada mona cuma dijadiin koleksi line pemuja dokter ares" ucap mona bersungut-sungut membuat adiguna terkekeh.
Sebenarnya dokter adi juga berharap mon bisa bersama ares. Entah kenapa tapi adi melihat ares adalah sosok paket komplit untuk dijadikan anak mantu.
Selain itu bibit bebet bobot juga sesuai dengan keluarganya. Tapi ya apa boleh dikata mona boleh menentukan siapa yang terbaik menurutnya.
Adi hanya bisa berdoa bahwa mona bisa mendapatkan laki-laki yang bertanggung jawab, tidak seperti dirinya di masa lalu, yang sangat ia sesali.
"Ngomong-ngomong nanti sore om reynaldi ngundang papa sama kamu buat makan malam di rumahnya, kamu mau nemenin papa kan ?"
"Acara apa pa ?"
"Ya silaturahmi aja, papa kan uda cukup lama juga nggak ketemu sama keluarga mereka"
"Jam berapa memangnya?"
"Habis isya,"
"Oke, kalau gitu papa ikut mona ke rumah sakit dulu gimana? Mona mau ngecek keadaan zifa sebentar"
"Iya" jawab papanya.
Hari ini adalah hari kedua mona kembali ke indonesia dan memang sudah waktunya untuk mona kembali mengecek keadaan zifa setelah tiba di indonesia.
Kemarin, dokter reynaldilah yang melakukannya kini tugas itu kembali di serahkan kepada mona.
"Halo sayang, udah makan belum ?" Zifa tersenyum cerah saat mona baru saja memasuki kamar pulihnya
"Udah ma" jawabnya ceria
"Makan sama apa sayang ?, coba mama liat ya habis enggak ya makanan zifa sore ini?" Ucap mona sembari membuka kembali tutup sajian makan malam milik zifa
"Aduh pinter sekali, ini ikannya masih ada sayang. Besok dihabiskan ya biar luka zifa cepet kering"
Zifa mengangguk, "iya ma, tadi udah kekenyangan soalnya"
"Oke deh," setelah memeriksa makanan zifa kini dokter muda itu memeluk tubuh kecil zifa yang sudah mulai terlihat berisi dan segar.
"Oh ya, sayang. Kenalin ini papanya mama"
"Opa ?" Tanya zifa spontan melihat mona meminta validasi atas perkataannya.
Mona menganggukan kepalanya, "iya, opa"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear tomorrow
Hayran KurguMona tiba-tiba saja ditugaskan untuk membantu salah satu rumah sakit milik universitas terkemuka di jogja karena rumah sakit itu baru saja kehilangan dokter bedah terbaiknya. Ia tak pernah mengira jika tugasnya kali ini membuatnya bertemu dengan sos...