Dear 37

12.2K 652 24
                                    

Mona... oh mona entah apa yang otak cantik itu pikirkan.  Selain dia lupa dengan tekatnya sendiri untuk melupakan akbar yang sudah menyakitinya dia juga lupa bahwa laki - laki itu sudah memiliki istri, walaupun menurut akbar mereka hanyalah dijodohkan dan tidak memiliki hasrat apapun selain mendapatkan warisan dari kakek andien, istri akbar.

Tapi siapa yang tau. Laki-laki tetaplah laki-laki hasrat macam apa yang tidak tergugah jika wanitanya saja juga cantik.

Apakah akbar tahan dengan kemolekan tubuh istrinya? Tadinya mona ragu. Tetapi setelah beberapa kali mengunjungi andien dan mereka sering bertemu keduanyapun menjadi sedikit akrab meskipun sebatas dokter dan pasien , siapa sangka jika andien sendiri yang menceritakan kehidupan rumah tangganya bersama akbar, kini mona percaya bahwa akbar mengatakan yang sesungguhnya mengenai kehidupan pernikahannya.

Andien yang tidak tau mona adalah masalalu suaminya, akbar yang kembali menghubungi mona dan mona yang memang sudah tidak memiliki rasa marah , tidak ingin memusuhi akbar akhirnya kembali sering menanyai kabar satu sama lain.

Mona lupa jika dulu ia pernah marah dan pergi karena laki-laki itu, dia juga lupa jika mamanya pernah di selingkuhi oleh ayahnya sehingga mona bisa saling berhubung dengan suami orang.

"Hai"

Hari ini, akbar meminta mona untuk bertemu di salah satu restaurant yang cukup ternama di sebuah hotel berbintang yang terletak di salah satu sudut kota jakarta.

"Hey, " jawab mona.

"Duduk ya" mona mengangguk sebagai jawaban atas basa basi yang akbar berikan.

"..sudah lama ? Maaf ya , macet banget. Padahal habis poli langsung kesini tapi tetep aja telat" keluh akbar menghadapi kemacetan ibukota hingga dia tidak enak hati karena mona sudah sampai lebih dulu padahal dia yang mengajak mona ketemuan.

"Baru sampe kok, tenang aja" mona tersenyum simpul, kemudian salah satu pelayan datang untuk menawarkan menu kepada mereka.

Tadinya mona pikir setelah menyerahkan kepada akbar dimana mereka akan bertemu, akbar tidak akan memesan tempat dinner seperti ini.

Syarat this is not a date yang mona berikan kepada akbar ternyata laki-laki itu tidak pahami.

Kalau ini bukan date lalu apa ? Tamaram  Lampu-lampu lilin , dentingan piano yang mengalun syahdu dan suasana restauran yang sangat tenang dan lihatlah beberapa pasangan yang lain disini mengenakan pakaian yang terlihat mempesona dihadapan mereka .

Sedangkan mona ? Ia hanya mengenakan stelan celana panjang kain berwarna hitam , baju tanpa lengan dengan tali di bahunya yang terbuka lalu ia cover menggunakan cardigan crop berbentuk jas modern serta mententeng tas kecil untuk membawa dompet dan ponselnya. Sangat kontras sekali dengan pasangan - pasangan yang lainnya.

Oke, ini bukan standar akbar saat mereka berpacaran dulu, karena saat dulu mereka berpacaran memang masih menginjak usia dewasa dan belum sematang sekarang.

Stay calm mona, kamu tidak akan jatuh ke lubang yang sama dan menghianati pikiran burukmu mengenai sebuah simpanan atau perselingkuhan.

Niat mona kemari hanya untuk bertemu dan membicarakan keberlangsungan pengobatan andien serta rasa trimakasih akbar karena mona telah menyelamatkan nyawa andien, istrinya.

Mona membiarkan akbar memesan semua hidangan yang akan mereka nikmati, bukan karena mona malas untuk memesan makanannya tetapi ia ingin menghargai akbar sebagai orang yang memilihkan restaurant ini untuk mereka bertemu.

"Semakin mateng semakin banyak aja pengalaman, Tau aja restauran di ujung jakarta begini"

"Pernah ada acara peresmian rumah sakit diisini, jadi taulah dikit-dikit" jawabnya dan mona hanya mengangguk. "Romantis banget ya tempat acara peresmiannya"

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang