Dear 24

13K 720 9
                                    

"mon, mas boleh minta tolong sama kamu?" tanya ares membuat kening mona berkerut, bingung. kenapa tiba-tiba mas aresnya terlihat sangat serius sekali.

"hmm, gausa horor gitu deh mas" jawab mona

"serius mon"

"iya serius mas, emangnya mas ares mau minta tolong apaan sih?"

"pikirin baik-baik dengan kepala dingin nanti kalau udah waktunya kamu harus ngomong sama mas dewa"

kalimat ares sontak membuat sudut alis mona menukik tajam,apa maksudnya? kenapa tiba-tiba ares membawa pembicaraan pemulihan zifa ke mas dewanya.

"maksud mas ares gimana ? aku disuruh pake kepala dingin terus maafin dia gitu ?" mona sedikit merasa tidak nyaman dengan kalimat yang ares ucapkan

"heey, jangan marah dulu. maksudnya pastiin dulu perasaan mas dewa ke kamu gimana, jangan sampai apa yang kamu alami sebelumnya keulang lagi. kamu itu, terlalu sayang kalau cuma dijadiin bahan pelarian laki-laki. mas cuma nggak mau itu terjadi lagi sama kamu"

mona mencubit lengan ares cukup keras membuat konsentrasinya mengemudi menjadi teralihkan, "hati-hati dong mon, mas lagi nyetir ini. kaget loh"

"hehe, iya maaf. ya lagian baru kali ini liat mas ares serius banget, btw baru pertama kali juga aku liat mas ares ngasih petuah begini sama aku, kan aku terkejut"

"serius mon"

"kenapa ? mas ares sekarang jadi kasian kan sama aku setelah denger ceritaku sama akbar beberapa taun lalu ? terus sekarang lagi-lagi aku kejaring hati yang salah ?"

mona menghela nafasnya sejenak, kemudian melanjutkan kalimatnya,"lagian aku nggak perlu dikasiani kali mas,"

"bukan kasian mon, mas cuma ngga mau aja kamu salah pilih lagi" ares melirik mona yang sedang duduk disamping kemudi memperhatikan setiap sudut jalan yang mereka lewati.

"iya, makasih uda kasih saran buat mona ya mas. semoga aja nanti kami bisa menyelesaikan semuanya dengan baik-baik"

bukan nya merasa lega mendengar apa yang mona sampaikan hati ares malah semakin tidak karuan, rasanya tidak rela sekali jika nanti ternyata mona harus kembali ke sisi dewa dan meninggalkan perasaannya sendirian.

mereka kembali fokus dengan jalanan yang ada dihadapan mereka, mengabaikan sejenak fantasi mereka masing-masing mengenai masa depan yang akan mereka hadapi. 

setidakya mona tidak akan mengalaminya dalam waktu dekat ini karena mona masih belum bisa bertemu dengan dewa.

"mas ares juga, nanti kalau udah sampai indo baik-baik sama mbak-mbak pegawai bank itu. jangan di php in mulu. tarik ulur kaya layangan aja, kasian tante yuli uda pengen banget liat mas nikah tu"

ares tersenyum, sedikit terkekeh. bagaimana bisa pikiran mona sampai sejauh itu mengenai hubungannya dengan tari nama asli dari mbak-mbak pegawai bank sebutan yang mona berikan untuknya.

"kamu tau dari mana kalau mama pengen mas cepet nikah ?"

mona menyengir, melirik ke arah ares yang sedang mengemudi. "dari tante yuli lah, tante kan sering curhat sama aku tentang lika -liku kehidupan percintaan mas ares"

"masa sih?"

"iya lah, katanya tante sampe pusing soalnya sering denger mas ares gonta ganti pacar tapi nggak pernah mau ngenalin ke orang tua"

"kan belum ada yang cocok mon, masa mau dikenalin"

"kalau belum cocok ngapain di pacarin?"

"ya mereka mau ngajakin nyoba ya ayoklah dicoba, kalau ternyata nggak cocok mau dipaksain gimana lagi"

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang