CHAPTER || 34

1.1K 80 0
                                    

Jangan lupa masukan cerita ini di perpus kalian.

Kalian nemu cerita ini dimana?

Dari sosial media kah? Atau dari rekomendasi teman?

Buat kalian yang belum tahu akun media sosial aku
☞ Akun tik-tok: @fiksiauthor
☞ Akun Ig : @fiksiauthor

Kalian juga bisa follow akun Ig utama aku ☞ @fatalwyna

Jangan lupa tinggalkan jejak vote and comen!!!!

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🖤✧

Hari ini Zoe sudah masuk sekolah, tadi Zoe berangkat diantar dengan abangnya, Xavion. Dari liburan kemarin Zoe belum pernah bertemu dengan Devon. Terakhir kali mereka bertukar kabar pun saat Zoe baru saja sampai di London.

"Hai" sapa Alva dan langsung mensejajarkan langkahnya dengan langkah Zoe.

"Hai"

"Liburan ke London?"

"Yah seperti yang lo tahu"

Padahal, Zoe waktu di London hanya meng-upload fotonya saat berada di mall. Dan itupun ia hanya menunjukkan wajahnya saja, bisa dibilang mall-nya hanya terlihat sedikit, dan tidak mungkin kan Alva tahu dari foto tersebut? Ah sudahlah memang Alva ini seperti punya mata-mata. Apapun yang Zoe lakukan ia selalu tahu.

"Bentar" ucap Zoe, membuat langkah keduanya terhenti.

"Nih, gue beliin lo oleh-oleh, semoga lo suka"

"Kok lo tahu gue ngincer miniatur ini udah dari lama?" tanya Alva saat melihat oleh-oleh yang Zoe berikan untuknya. Sebuah miniatur motor sport yang sudah cukup langka untuk mendapatkan yang ori.

Zoe membalas dengan senyuman manisnya. Senyuman yang jarang ia keluarkan untuk orang yang tidak dekat dengannya.

"Pinter banget sih lo, udah cocok jadi pacar gue tahu nggak" kekeh Alva dengan menepuk pelan puncak kepala Zoe.

Dari kejauhan, Devon melihat semuanya, hatinya merasa teriris saat Zoe memberikan hadiah pada Alva, sedangkan ia yang notabene (sahabatnya)? tak mendapatkan apapun, bahkan sekedar kabar saja tidak.

"Hmm" Zoe berdehem pelan, lalu melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda tadi.

Entah kenapa semenjak perbincangan sore itu tentang kak Mela, hatinya jadi resah tak tentu, dan ia seperti ingin dekat terus dengan Alva, ia ingin dekat seperti pacarnya namun ia tak mau berpacaran dengan Alva. Hanya dekat. Ia sudah tak bisa untuk berpura-pura membenci Alva. Dan lagi pun Brian sedang magang kan? Mana mungkin dia tahu kalau ia dekat dengan Alva lagi.

Sedangkan di sisi lain, Alva merasa Zoe tak seperti biasanya yang selalu mengelak jika ia memberikan gombalan untuk Zoe. Justru kali ini Zoe hanya tersenyum dan berdehem saja. Apa Zoe juga sudah mulai menyukainya?

"Nanti ada waktu gak?" tanya Alva yang kini sudah berada disamping Zoe.

"Kenapa?" tanya Zoe dengan menghentikan langkahnya, menatap Alva.

UNGEZOGENES MÄDCHEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang