CHAPTER || 06

4K 222 2
                                    

Jangan lupa masukan cerita ini di perpus kalian.

Kalian nemu cerita ini dimana?

Dari sosial media kah? Atau dari rekomendasi teman?

Buat kalian yang belum tahu akun media sosial aku
☞ Akun tik-tok: @fiksiauthor
☞ Akun Ig : @fiksiauthor

Kalian juga bisa follow akun Ig utama aku ☞ @fatalwyna

Jangan lupa tinggalkan jejak vote and comen!!!!

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🖤✧

Sudah sepuluh hari Zoe berada di rumah Marwah, dan keadaannya pun sudah berubah dari satu Minggu yang lalu, dimana Zoe masih sering marah dengan Devon.

Kesibukan Brian dan Ariel akhir-akhir ini membuat Zoe juga tidak terlalu sering menghubungi twins. Dan karena perbincangan Zoe dan Marwah satu Minggu yang lalu, membuat Zoe mencoba lebih sabar dari sebelumnya.

Setelah Marwah menceritakan semua kejadiannya, Zoe jadi merasa iba pada sahabatnya dulu, yaitu Devon. Zoe kembali dekat dengan Devon, namun sebelum itu, Zoe memberikan beberapa syarat kepada Devon.

Flashback.

Cklek.

Setelah tadi memarahi Devon, Zoe menemui Devon dikamar. Ia ingin mencoba berbaikan dengan Devon, dan membantu Devon keluar dari traumanya.

"Ekhem"

Deheman Zoe, membuat Devon langsung membalikkan badan, dan langsung berhambur ke pelukan Zoe.

Moment ini yang selalu Devon impikan. Dimana Zoe akan menemuinya dan meminta maaf padanya karena sudah ingkar janji maupun sudah memarahinya.

"Ngapain lo peluk gue?" tanya Zoe heran. Pasalnya ia belum berbicara satupun kalimat, namun Devon sudah memeluknya dahulu.

"Dev tahu kok, pasti Zoe kesini buat minta maaf kan. Dev maafin Zoe kok" ucap Devon dengan senyuman khasnya.

"Hmm iya gue minta maaf"

"Ouh ya, lo mau nggak jadi sahabat gue kayak dulu?" sambung Zoe.

"Mau! Dev mau banget"

"Oke, tapi ada syaratnya" ucap Zoe dengan smirk yang membuat Devon meneguk salivanya kasar.

"A-apa sy-syaratnya?"

"Yang pertama! Lo gak boleh cengeng dihadapan gue, tapi kalau emang lo pengen nangis, nangis aja gak papa asalkan jangan malu-maluin gue"

"Yang kedua! Lo gak boleh manja, karena cuma gue yang boleh manja sama lo, ngerti?"

Devon mengangguk, membuat Zoe tersenyum puas.

"Udah itu aja?" tanya Devon hati-hati.

"Eits tunggu dulu. Yang terakhir nih, lo harus nurut kalau gue bilangin. Soo lo harus berubah kalau mau dekat sama gue"

"Iya, Dev mau berubah, asalkan Zoe jangan marah-marah sama Dev lagi yah"

"Oke deal!"

UNGEZOGENES MÄDCHEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang