CHAPTER || 46

953 63 4
                                    

Jangan lupa masukan cerita ini di perpus kalian.

Kalian nemu cerita ini dimana?

Dari sosial media kah? Atau dari rekomendasi teman?

Buat kalian yang belum tahu akun media sosial aku
☞ Akun tik-tok: @fiksiauthor
☞ Akun Ig : @fiksiauthor

Kalian juga bisa follow akun Ig utama aku ☞ @fatalwyna

Jangan lupa tinggalkan jejak vote and comen!!!!

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🖤✧

Grep.

Marwah memeluk tubuh Zoe, ia mengucapkan terimakasih kepada putri tetangganya itu.

"Sekali lagi Tante terimakasih banyak sama kamu"

Zoe melepaskan pelukannya, lalu tersenyum manis kepada Tante Marwah.

"Tan, Dev itu sahabat aku. Jadi gak ada masalah kalau aku bantuin Dev keluar dari masa lalunya" ucap Zoe manis.

"Tante bersyukur banget, dengan kejadian tersebut gak ada yang nyalahin Dev. Tante juga bersyukur kamu mau kembali temenan sama anak Tante" ujar Marwah dengan menangis haru.

Sepuluh tahun yang lalu...

Hari libur kenaikan kelas, di manfaatkan keluarga Ardan untuk berlibur ke London, tempat orang tua istrinya tinggal.

Sedangkan di kediaman keluarga Graham, sedang terjadi pertengkaran antara adek dan kakak, yang tak lain adalah Devon sang kakak dengan Daren sang adek.

Sedari tadi Marwah mencoba membujuk anaknya untuk meminjamkan mainan barunya pada anak tirinya, yaitu Daren.

Devon tetep keukeuh tidak mau meminjamkan mainan barunya, dikarenakan ia akan meminjamkannya pada Zoe terlebih dahulu baru meminjamkan pada adeknya.

"Enggak Bun! yang boleh pinjem pertama itu Zoe! Daren nanti setelah Zoe" ujar Devon dengan menyembunyikan mainannya di belakang tubuhnya.

"Huaaaa aban hat! aban hat Miii" tangisan Daren meledak kala Devon menyembunyikan mainannya.

(Abang jahat! Abang jahat Miii)

Valen yang merupakan istri pertama Mars dan juga ibu kandung Daren pun segera menenangkan sang anak yang berusia dua tahun setengah itu.

tap

tap

Mars memijit pelipisnya lelah, ia baru saja menyelesaikan berkas-berkasnya di ruang kerjanya, dan saat akan turun ia malah mendengar suara tangisan anaknya.

"Daren sayang kenapa nangis hmm?" tanya Mars dengan mendekati anak keduanya yang sedang digendong istri pertamanya.

"Yah, aban hat Yah" adu Daren pada sang ayah.

"Anak-anak ayah kenapa hmm? sini baikan, jangan berantem terus dong"

Devon dengan wajah datarnya menghampiri sang ayah dan sang adek yang masih merengek tak jelas menurut Dev.

"Dev gak mau pinjemin mainan baru Dev sama Daren, soalnya yang boleh pinjem pertama harus Zoe" jujur Devon mengatakan kepada sang ayah, tanpa Mars suruh.

"Kan Daren adek Abang, kenapa enggak boleh pinjam?" tanya Mars dengan lembut.

Mars itu cukup adil dalam kedua anaknya, ia tak pernah membeda-bedakan antara Dev dan juga Daren. Ia pun juga cukup adil dengan kedua istrinya, Valen dan Marwah.

UNGEZOGENES MÄDCHEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang