Bagian 22

1.7K 24 6
                                    

Grizzel terus menerus mencoret kertas HVS yang berada di atas meja. Bibirnya asyik berceloteh sendiri. Entah menyebutkan apa yang pasti pelafalan gadis itu terdengar seperti orang kumur-kumur padahal dia sedang membaca satu soal lengkap dengan rumus. Namun, kegiataan bermaanfaat itu tidak berlangsung lama sebab kepalanya sudah ingin meledak serupa ledakan di kota Hiroshima dan Nagasaki.

Dia bahkan mengoyang-goyangkan pena yang mengapit di antara jari telunjuk dan jari tengah. Terlanjur kesal lantaran anak-cucu fisika ini sulit sekali dicari jalan keluarnya. Istilah kerennya ya mentok alias buntu. Grizzel keki bukan main hingga dia mencoret-coret kertas putih tanpa dosa itu bersamaan dengan tangan yang yang sengaja menekan alat tulis tersebut kuat-kuat.

Entah siapa yang bisa dia mintai tolong, tapi yang pasti soal kinematika ini seolah membakar seisi kepalanya. Bila divisualisasikan mungkin asap telah keluar dari sana. Batinnya terus berperang, bertanya-tanya kenapa harus terdampar di jurusan IPA. Jurusan paling menyebalkan sejagad raya.

Si bungsu dua bersaudara itu cukup pintar di bidang ilmu sosial, tapi jangan suruh dia mengerjakan sesepuh fisika dan antek-anteknya ini. Geger otak yang ada. Berlebihan sekali kan? Arana pun menyebutnya sebagai ketermalasan yang perlu dibasmi. Dari dulu otak kanannya lebih dominan bekerja.

Pena murahan itu akhirnya terhempas ke meja. Grizzel angkat tangan. Dia menyerah. Seluruh saraf di otaknya tidak mau lagi diajak kerjasama. Pun matanya sudah kedip-kedip manja. Lebih membangongkan sekali, seluruh cacing di perutnya ikut bernyanyi hymne wajib mereka.

"Pusing, pusing, pusing .... Gue pusing ...," cetus Grizzel menyerah dengan keadaan. Belum selesai masalah cacing minta makan, kepalanya malah cari gara-gara ingin dininabobokan.

Di antara ketiga masalahnya barusan, rasa lelah dan kantuklah yang mendominasi. Pantatnya telah memanas karena duduk terlalu di kursi pesakitan ini. Namun, ketika menyamankan diri tertidur di bangku yang sengaja dia susun bersama punya Arana badannya tiba-tiba tersentak kaget.

Astaga naga dragon tugasnya harus dikumpulkan setengah jam lagi! Mampuslah, kalau tidak selesai. Bisa dicincang-cincang Bu Lucy dia. Nigthmare sekali. Mana Arana sedang tertahan di ruang guru bersama Bu Selina, pembimbing olimpiadenya.

Tubuh Grizzel sontak menegak sempurna.  Khairani yang melihatnya cuma bisa terkikik geli. Ada saja kelakuan anak-cucu Adam tersebut.

"Mau minta tolong sama siapa lagi?" tanya Grizzel pada diri sendiri. Kembali merangkai fokusnya yang tertinggal, mata sipit itu memejam lantas menyakinkan hati kalau soal ini tidak sesusah yang dipikirkan.

Dan dalam setengah jam dia wajib mengerjakan delapan soal bersama jalan keluarnya. Dengan begini mana bisa dia asal-asalan. Mau minta contekan pun rasanya mustahil lantaran akhluk-makhluk penghuni kelas ini terlalu pelit. Sulit dimintai tolong padahal suatu saat nanti mereka pasti membutuhkan bantuan orang lain.

"Kerjakan ajalah daripada nilai raportku yang jadi taruhan. Gak etis banget ada warna merahnya di sana. Apa kata dunia nanti? Masa kalah sama Arana yang udah pintar dari lahir."

Lima menit berlalu ....

Sepuluh menit berjalan ....

Lima belas menit waktu terlewati ... Namun, cuma dua soal yang mampu Grizzel selesaikan. Dia sungguh tersiksa. Tersiksa sebab enam soal lagi melambai-lambai minta dikerjakan. Itu pun golongan soal paling sulit.

"Setidaknya tambah satu soal lagi lah. Biar Bu Lucy gak emosi-emosi banget pas meriksanya." Pemikiran yang cukup briliant untuk gadis seusianya. Grizzel mesem-mesem sendiri seperti orang gila yang kabur dari RSJ

Sedang asyik-asyiknya mengerjakan soal ketiga, sesosok cowok dengan kacamata tebalnya terlihat menunduk di hadapan Grizzel. Dara cantik kelahiran Palembang itu agak kaget melihat penampakkan Master Matematika ini.

"Sorry, bikin kaget," ucap Khalil membuat badan Grizzel sedikit tersentak. "Tadi mau ngambil pena yang jatuh," lanjut cowok santun itu menjelaskan padahal tidak diminta sama sekali.

Gestur tubuh yang tengah mengacungkan pena berusaha menjelaskan maksud dari kalimatnya barusan. Makin membuat Grizzel menyipit aneh. Tumben sekali Khalil mau berinteraksi lebih lama dengan kaum noob sepertinya.

Bukannya pergi, cowok pemuja Arana Swephira ini malah menarik kursi di dekatnya, memandangi Grizzel lekat. "Ini dimakan. Jangan sampai pingsan karena ngerjain kinematika." Satu bungkus roti terlempar ke pangkuan Grizzel. Dia makin mengedip tidak percaya.

"Kalau butuh bantuan itu ngomong. Jangan diam aja kayak patung," sindir Khalil tidak jelas seperti cewek PMS.

Grizzel yang biasanya kesenangan melihat interaksi sang sahabat dengan Khalil sekarang tersulut. Apaan sih si Khalil. Gak tahu aja dia bagaimana kawanan ambisnya sangat fakir ilmu. Tentu berbeda dengan dia dan Arana. Siap sedia membantu dua puluh empat jam.

"Emang kau mau bantuin aku, Lil? Bayar gak nih? Nanti gak gratis pula," jawab Grizzel ikutan sensi apalagi melirik ke sekumpulan dugong yang sedang makan sambil membahas materi fisika inti.

Khalil pun maju selangkah menarik kursinya. Dia mulai membisikan sesuatu. Grizzel yang mendengar terkikik geli dalam hati. Dasar bucin berkarat.

"Mana ada yang gratis di dunia ini. Udara yang kita rasa sebagai anugerah juga wajib dibayar dengan cara taat ke Tuhan."

Astaga, religius sekali bapak Khalil Gibran yang satu ini. Mungkin Arana akan meleleh bila mendengarnya. Tuhan, lihat dia, Tuhan ... Religius sampai ke akar-akar. Mungkin roh kudus akan memberkatinya sebentar lagi.

"Jadi, aku cuma membocorkan sedikit informasi tentang Arana aja kan? Okelah, kalau begitu deal."

Grizzel tersenyum sangat merekah. Keduanya berjabat tangan seolah tengah menyepakati pembelian sepetak tanah. Alam mimpi, i'm coming ....

****

Grizzel kang cepu. Untung Arana anaknya baik hati, rajin menabung dan tidak sombong.

Part hari ini lumayan panjang. Jangan lupa vote, komen dan share kalau suka dengan Brother Or Lovers biar makin banyak yang baca cerita Arana dan Nando.

Thanks buat yang udah mampir 😘

Oh ya, buat yang pengen nambah followers atau beli aplikasi premium kayak Viu, Netflik, Vidio, IQiyi, Spotify, Canva pro dan Wattpad premium bisa chat aku ya. Aku jual followers, jam tayang, like, komen sampai app premium dengan harga murah. Ekstra bonus buat kalian yang beli followers IG dan Tiktok.

Ini pricelistnya

Ini pricelistnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brother Or Lovers [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang