Sebuah koper berukuran besar sembilan puluh persen memenuhi pintu Honda Jazz yang terparkir di halaman rumah seseorang. Didorong-dorong sampai ditarik-tarik sekali pun tak membuat koper tersebut mau menuruti sang tuan.
Kelebihan muatan. Hal itulah yang terjadi saat ini. Gabriella sampai menghela napasnya puluhan kali menyaksikan kebodohan adiknya. Entah apa yang makhluk berotak udang ini pikirkan yang pasti tangannya gatal ingin memukul kepala Grizzel agar kembali waras.
Astaga, dia lupa kalau adiknya memang segila ini dari lahir. Bahkan kedua orangtuanya saja sudah sangat memaklumi.
Lima menit berlalu gadis bergaun terusan itu masih berusaha keras mengeluarkan kopernya yang terjepit di pintu mobil. Tangannya masih setia menarik-narik handle koper. Tidak sabar melihat koper sialan ini macet di pintu mobil terpaksa ilmu kanuragannya perlu keluar.
Bak pendekar kesiangan, Grizzel menarik napasnya dalam-dalam sebelum melakukan aksi konyolnya. Namun, baru sepuluh detik berusaha dia spontan menghentakan kaki kesal. Rasanya dia hampir gila menyelamatkan koper ini dari kesakitan.
"Aaah ... Kak Gaby bantuin dong. Kakak pikir dengan ngelihatin aja, ini koper bisa nggelinding dengan sendirinya," ringis Grizzel usai menangis bombay ala film India.
Telapak tangannya sudah semerah kepiting rebus.
Gaby mencibir ucapan adiknya. Gemas sekali dia hendak mencubit ginjal remaja alay satu ini padahal bocah satu ini yang mempersulit hidup.
"Tarik lagi dong masa' gitu aja nyerah." Gaby memangku tangan. Raut acuh tak acuhnya terkesan sangat menyebalkan.
"Kak, bantuin .... Aku nangis ya di sini! Biar kakak gak dibolehin balik ke Australia terus Kak Austin cari cewek baru deh."
Mendengar ancaman receh mengudara dari bibir adiknya sontak asap dalam kepala Gaby keluar. Perempuan berambut sebahu itu langsung keluar dari mobil lantas memiting leher Grizzel kesal.
Tau reaksi si ratu drama ini apa? Tentu meringis alay seperti tadi. Gaby sangat bernafsu melempar adiknya ini ke kandang macan bila mengatakan hal yang tidak-tidak.
"Makanya kalau dibilangi itu nurut. Jangan ngeyel. Tau gak kamu itu lebih mirip kayak orang mau pindahan daripada field trip ke Bandung," tukas Gaby mengungkap unek-unek yang bersarang dalam otaknya. Dia menatap Grizzel lekat seolah kesalahan terbesar sang adik adalah terlahir ke dunia ini.
Grizzel kontan mencebikan bibirnya. Perempuan yang mengepang rambutnya itu tidak setuju dengan perkataan Gaby. Ini liburan pertamanya setelah berbulan-bulan stres menghadapi pelajaran sekolah yang tidak ada habisnya, maka semua harus totalitas kan?
Untuk sampai ke tahap ini banyak usaha yang dia lakukan salah satunya adalah bersilat lidah.
Walau menceramahi Grizzel habis-habisan, tetap saja Gaby tidak akan tega. Dengan tenaga samsonnya dia menarik koper itu sekuat tenaga. Setelah puluhan bulir keringat menetes barulah travel bag itu selamat dari kesakitan akibat terjepit pintu mobil.
"Ya, ampun makasih banyak lho kak. Kakakku emang yang terbaik," puji Grizzel sambil memeluk-meluk kakak tersayangnya.
"Udah gak usah banyak bacot. Masuk sana. Gak enak dilihatin sama satpam. Udah kayak mau maling di rumah orang aja."
Jika kanjeng ratu sudah memerintah, dia bisa apa? Lagipula, kakinya ini sudah sangat tidak sabaran menjemput sang besti.
Bersikap layaknya pramugari-pramugari anggun di bandara, koper berwarna ngejreng itu dia tarik perlahan. Gaby pun mengikuti sang adik setelah mengambil kunci mobil. Tidak butuh waktu lama bagi perempuan muda yang baru lulus kuliah itu menyusul Grizzel.
Tahu bayangan sang kakak memantul di belakang, Grizzel pun membalikan badannya. Raut berseri tidak pernah lepas dari fitur wajah si ratu drama ini. "Sumpah deh kakak gak bakal nyesel ngantarin aku kali ini karena di dalam ada asupan mata yang sayang buat dilewatkan."
Gaby melarikan arah pandangnya ke sembarang arah. Seganteng apa sih orang yang Grizzel sebut-sebut dari tadi. Pasti tidak setampan dan semapan pacarnya di Australia.
"Kalau gak percaya yaudah. Pokoknya dia lebih ganteng dan lebih mapan dari Kak Austin," ujar Grizzel agak kesal sebenarnya melihat reaksi sang kakak.
Meski begitu kedua bersaudari sedarah ini kembali mengobrol walau Grizzel yang rajin nyerocos sejak tadi. Ketika sedang larut berbincang, keduanya malah dikejutkan oleh kedatangan Chervolet hitam yang melaju kencang. Seakan-akan hendak menabrak tubuh dua perempuan ini.
Gaby sampai mengeluarkan kata-kata mutiara jika tidak ingat sedang berada di rumah orang. Tanpa mereka sadari si Tuan Muda pemilik rumah inilah yang mengendarai Chervolet hitam tersebut.
Keterburu-buruan itu membuatnya tidak sadar sedang memberi celah kecil untuk sang adik terlepas dari pengawasannya.
****
Holla, ketemu lagi dengan Flo. Jangan lupa vote, komen dan share kalau kamu suka sama cerita ini. Thanks to the moon 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Or Lovers [21+]
Teen FictionDisakiti secara mental nyatanya jauh lebih mengenaskan daripada dilukai secara fisik. Namun, apa bedanya jika Arnando Delicio melakukan keduanya pada Arana. Dia menyakiti gadis itu, membuat mental sang adik jatuh-sejatuh-jatuhnya hanya karena satu k...