Bagian 46

1.3K 24 0
                                    

Holla, aku update lagi. Jangan lupa tekan bintangnya.

Yang mau beli kuota, pulsa dan apps premium bisa mampir ke IG @digitalerzz_ ya atau bisa chat langsung ke nomor ini0831-8507-1373

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang mau beli kuota, pulsa dan apps premium bisa mampir ke IG @digitalerzz_ ya atau bisa chat langsung ke nomor ini
0831-8507-1373

Insyallah, aman dan terpercaya.

***

"Intinya saya tidak mau tahu, kamu handle semua pekerjaan saya dalam minggu ini. Ada beberapa urusan mendadak yang perlu saya tangani segera," tukas Nando terlihat serius tatkala berbicara dengan orang di seberang telepon sana.

Tangan yang semula berada di saku celana kini menumpu di teralis balkon. Meski sedang mengobrolkan hal serius masih saja dia sempat-sempatnya terpejam lalu menghidu dalam-dalam aroma tubuh Arana yang tertinggal di kamar ini. Wangi yang acapkali berhasil membangkitkan hasrat gilanya.

Tidak peduli bila ada yang memergoki aksi tidak warasnya barusan. Bahkan, penolakan halus yang sang karyawan ucapkan bagai hembusan angin belaka.

"Lakukan saja sesuai perintah saya. Jangan lupa selalu follow-up tugas yang sudah kamu selesaikan." Dari nada bicaranya Nando sama sekali enggan dibantah. Dia langsung menutup telepon setelah stafnya itu terdiam pasrah menerima pelimpahan tugas tersebut.

Satu urusannya telah selesai. Dia segera berbalik hendak meninggalkan area balkon kamar sang adik tercinta. Namun, baru berjalan selangkah, sesosok remaja tengil mengisi pelupuk matanya. Nando kontan memperjelas penglihatannya, memastikan dia tidak salah lihat kali ini.

"Grizzel?" Nama itulah yang keluar dari bibir Nando. "Siapa yang mengizinkan gadis itu masuk ke sini?"

Akan tetapi sedetik kemudian rasa kaget bercampur kesalnya berubah jadi sebuah senyum miring. Keras kepala juga remaja satu itu, padahal dia sudah melarang secara tegas untuk tidak datang kemari.

Selama beberapa menit Nando masih memantau keadaan di bawah sana. Rasa penasaran yang membumbung tinggi menyebabkan dia spontan menghubungi Misran selaku security yang berjaga di depan gerbang. Tolong ingatkan dia untuk menegur pria itu karena memperbolehkan orang luar sembarangan memasuki rumahnya.

Sontak keluarlah segala teguran dari mulutnya kala panggilan telepon tersebut tersambung. Namun, Nando bergeming sejenang kala menyadari siapa yang memberi akses sebebas-bebasnya untuk Grizzel masuk.

Respon selanjutnya yang bisa tuan muda Delicio itu berikan cuma tersenyum miring setelah menutup panggilan secara sepihak.

Sekarang dia tahu harus berbuat apa ....

Setelah gadis remaja tersebut tidak terlihat di bawah sana gegas Nando meninggalkan balkon. Tentu dia perlu melakukan sesuatu, sementara sang tamu tak diundang telah muncul di ruang tengah.

Matanya mengedar ke sekeliling. Merasa agak asing dengan tempat ini padahal baru sebulan lalu dia bertandang ke kediaman mewah bernuansa klasik milik Miranda Saraswati.

Brother Or Lovers [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang