"Jangan coba-coba menghalangi kakak. Kakak susah percaya sama kamu. Apalagi mendengar pembicaraan kalian di taman tadi. Kamu pikir kakak akan diam aja," ujar Nando mengganti nada bicaranya ketika mengingat Grizzel-lah pelaku yang hendak membuka topengnya.
Nando pergi dari hadapan Arana setelah memuntahkan segala ancamannya. Sang adik yang nampak ketakutan nyawa temannya terancam lantas mengikuti Nando sampai ke dalam kamar.
Dia juga melihat saat Nando hendak menghubungi seseorang. Dari percakapan mereka, Arana sudah dapat menebak apa yang terjadi. Dia lantas mendekati kakak tirinya itu walau harus melawan rasa traumanya.
"Kak, tolong jangan lakukan itu. Grizzel gak salah apa-apa di sini. Dia gak tahu tentang kejadian di Bandung waktu itu," sela gadis kesayangannya sesaat setelah panggilan telepon tersebut terputus.
Nando menatap Arana marah. Untuk apa gadis ini membela Grizzel mati-matian. Sampai kapan pun, Nando takkan melepaskan 'buruan' yang coba-coba mengusik dirinya.
"Diamlah, Ara. Jangan buat kakak marah," tegur Nando menepis tangan Arana di lengannya.
"Sebelum kakak batalkan rencana mencelakai Grizzel, aku gak akan pergi dari sini."
"Kamu benar-benar menguji kesabaran kakak!" Nando kemudian menarik tangan Arana untuk mendekat padanya. "Kalau kamu ingin sekali melindungi Grizzel, maka terima hukuman ini." Tanpa pikir panjang, laki-laki dewasa tersebut mendorong tubuh Arana ke ranjang.
Tidak perlu berucap sepatah kata pun, Nando mengambil sebuah borgol di laci samping tempat tidurnya. Mendekat ke sang gadis yang terbaring pasrah lantas tersenyum congkak kala besi tersebut telah terpasang di pergelangan tangan si adik tiri.
Arana tentu ketakutan. Bayangan di villa tempo hari silih berganti mengisi memorinya. Kembali dia tidak mampu berbuat apa-apa tatkala sang Kakak sekali lagi menikmati setiap inci dari tubuhnya.
Mengabaikan Arana yang berteriak pilu karena untuk sekian kalinya si kakak tiri melecehkan dirinya.
.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Or Lovers [21+]
Teen FictionDisakiti secara mental nyatanya jauh lebih mengenaskan daripada dilukai secara fisik. Namun, apa bedanya jika Arnando Delicio melakukan keduanya pada Arana. Dia menyakiti gadis itu, membuat mental sang adik jatuh-sejatuh-jatuhnya hanya karena satu k...