Bagian 45

1.7K 16 2
                                    

Holla! Aku update lagi. Jangan lupa tekan bintangnya ya.

Yang lagi butuh Paket Internet Bisa order di ig digitalerrz_ ya atau langsung aja WA ke nomor 0831-8507-1373

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang lagi butuh Paket Internet
Bisa order di ig digitalerrz_ ya atau langsung aja WA ke nomor 0831-8507-1373

****

Berulang kali Grizzel menjedutkan keningnya ke pinggiran meja. Rasa bosan, hendak minggat lalu meninggalkan kelas merasuki alam bawah sadarnya. Astaga, remaja cantik tersebut bukan bosan lagi melainkan dia telah sampai ditahap frustasi ingin melarikan diri.

Sejujurnya, Grizzel sudah sangat terbiasa akan keadaan ini, tapi bukan itu titik permasalahannya. Kesepian. Dia merasa sangat kesepian sekaligus frustasi menanti kabar Arana. Entah atas dasar apa sahabatnya itu menghilang bak ditelan bumi.

Arana sama sekali tidak bisa dihubungi. Chatnya tidak berbalas, begitu pula SMS yang dia kirimkan. Bahkan Grizzel rela turun gunung menghubungi Lontara. Namun, semua tidak membuahkan hasil. Usahanya sia-sia.

Sialnya, instagram Arana pun sudah
tidak aktif lebih dari lima hari lalu. Grrizel tentu tidak kehabisan akal. Dia menghubungi  telepon rumah Arana, tapi asisten rumah tangga itu mengatakan anak majikannya sedang sakit lalu ketika dia menghubungi untuk yang kedua kalinya
justru Nando-lah yang menjawab.

Pria matang tersebut mengatakan tidak perlu repot-repot datang kemari sebab Arana  sedang dalam masa perawatan. Tidak boleh ada satu pun orang yang mengganggu masa perawatan adiknya. Meski berniat cuma menjenguk.

Entahlah, Grizzel tidak tahu kenapa Nando begitu ketus melarangnya datang. Apa dia ini pengganggu yang tidak boleh dekat-dekat dengan Arana meski sejengkal saja. Biasanya pintu rumah Nando selalu terbuka untuk seorang Grizzel Anastasia.

"Aku bisa gila lama-lama di sini." Grizzel mengacak-ngacak rambutnya frustrasi. Dia bangkit setelah merenung panjang. Pun tekadnya sudah bulat hendak hengkang dari sini. Toh, guru-guru sedang rapat. Jadi, kelas kosong tidak ada kegiatan pembelajaran.

Khalil yang sejak tadi fokus menstabillo LKS-nya memaku tatapan ke arah Grizzel yang entah kenapa kelihatan seperti orang gila.

"Arana kau kemana sih? Di chat gak dibalas, ditelepon apalagi dan sekarang kontaknya benar-benar gak aktif. Huwaaa ... Ngeselin banget!" Teriakan Grizzel otomatis menggema kemana-mana. Seisi kelas spontan melihat tingkahnya yang menakjubkan.

Akhirnya Khalil tahu penyebab kegalauan gadis melankolis tersebut. Tanpa sadar dia ikut terprovokasi melirik kontak Whatsapp Arana, memastikan apa benar yang Grizzel suarakan barusan.

Jadi, kontak Arana sempat aktif beberapa hari terakhir dan dia baru mengetahuinya sekarang? Sial sekali! Padahal selama ini dia juga menunggu kabar sang pujaan.

"Terakhir kali Arana pergi sama kakaknya kan'?"

Khalil menekan stabillo hijau itu kuat, mengingat-ngingat kapan terakhir kali dia bertemu dan berbincang dengan Arana.

"Bukannya kakaknya Arana bisa disalahkan di sini? Dia yang membawa Arana terakhir kali, mungkin dia juga yang menyebabkan Arana absen selama ini." Khalil mencoba menerka-nerka sesuatu. Pasti ada yang tidak beres, kalau asumsinya tidak berdasar, kenapa Arana harus absen sampai seminggu penuh.

Khalil menghembuskan napas lelah. Kontan stabillo itu dia tutup beserta buku yang halamannya sedari tadi terbuka, sementara Grizzel sudah berhembus seperti angin lalu. Meninggalkan kelas setelah berhasil membuat kekacauan.

Tahu-tahu langkah gadis berdarah
Tionghoa tersebut telah tiba di halaman belakang. Sepasang kakinya lantas menendang-nendang udara kasar. Suasana hatinya buruk sekali. Lebih buruk dari hari-hari kemarin.

Sepanjang perjalanan tak hentinya Grizzel mendumel, sesekali iris matanya melirik ke layar gawai. Tidak ada lagi barisan chat menyebalkan yang dia kirimkan untuk menggoda Arana. Yang ada cuma pesan beruntun dengan centang satu abu-abu.

Raut wajah Grizzel berubah mendung. Bagaimana tidak sedih hanya Aranalah sahabat sejatinya. Semua orang yang mau berteman dengan Grizzel cuma peduli tentang status sosial dan kekayaan yang melekat pada dirinya.

Lamunan tersebut membawa Grizzel kembali ke area kelasnya. Dia sudahi aksi bekelana ala Brama Kumbara. Grizzel lelah terus-terusan galau memikirkan kabar Arana.

Grizzel kemudian menghempaskan pantatnya ke kursi taman yang tidak jauh dari kelas. Ketika mengangkat kepala betapa terkejutnya dia saat melihat sosok yang tampak hendak berjalan kemari. Pupil coklat Grizzel sontak membeliak per sekian detik

Tak lama binar dari retina jernih tersebut memancar terang. Grizzel lekas berlari menuju sosok itu, melupakan titik-titik genangan air yang tersebar lantas mengotori sepatunya.

****

Ada yang lagi happy ketemu bestai-nya setelah sekian purnama 😂😭

Brother Or Lovers [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang