Bagian 23

1.7K 29 3
                                    

Sebelum menutup buku paket itu, sekali lagi Arana memeriksa tugasnya. Tentu suara kertas dibalik terdengar mengisi kamar. Badan ramping gadis itu menegak, teramat fokus mengerjakan PR-nya.

Halaman yang dia ringkas pun sudah tepat, latihan di LKS juga terselesaikan sesuai tenggang waktu yang sang guru minta. Arana lega. Sepertinya dia akan tertidur pulas malam ini. Bisa menjelajahi alam mimpi sesuka hati.

Tanpa menunggu lebih lama, Arana lekas menutup buku bahasa Indonesia yang tergeletak rapi di meja. Matanya tertuju menatap jam yang menggantung di dinding.

Meski waktu belum menyentuh angka sembilan malam, entah kenapa kantuknya sudah lebih dulu datang. Memaksa tubuh langsing Arana agar cepat-cepat merebahkan diri di empuknya ranjang.

Kaki Arana melangkah menuju kamar mandi sesuai dengan yang otaknya perintahkan. Dia ingin cuci muka dan gosok gigi. Kebiasan yang sering Miranda ingatkan jika gadis kesayangannya ini lupa.

Air yang mengucur deras dari kran wastafel telapaknya tampung sedikit demi sedikit lalu membasuhkannya ke muka. Terang saja bulir-bulir air menetes dari wajah secantik bidadari tersebut.

Pandangan Arana yang sempat meredup kembali ke stelan awal walau nafsu untuk tidur masih berada di urutan pertama. Kran air lantas dia tutup kembali usai menggosok gigi.

Acara bersih-bersih Arana selesai. Setibanya di ranjang, tangan kanannya meraih satu botol pelembab dan mengaplikasikannya ke wajah.

Muka gadis tujuh belas tahun itu semakin segar saja. Apalagi setelah dibersihkan dengan face wash. Beginilah rutinitas skincare-nya tiap malam. Hanya pelembab serta face wash tanpa menggunakan sesuatu yang berlebihan sebab kulitnya tergolong sensitif.

Miranda cuma memperbolehkan Arana mengenakan satu merk skincare yang cocok di kulitnya.

Arana telah menyamankan diri di ranjang. Sekujur badannya sedikit kaku ketika bersentuhan dengan dipan. Betapa padat kegiatannya hari ini. Mengikuti bimbingan, mempelajari beberapa materi untuk ulangan dan mengajari Grizzel satu-dua rumus kimia sekembalinya dari ruangan Bu Carla.

Arana spontan melakukan perengangan kecil-kecilan sebelum menenggelamkan kepala ke permukaan bantal alias terlelap. Tidak lama kemudian kesadarannya pun diantar ke alam mimpi.

Saking letihnya, Arana sampai lupa mematikan data di ponsel sehingga puluhan chat berdesakan memenuhi ponsel dan seluruh penampakan home screen gadis itu muncul di sebuah gawai.

Seperti kilasan film, semua terjadi begitu cepat. Orang itu berhasil mengakses seisi ponsel yang Arana miliki tanpa perlu menyentuhnya secara langsung.

***

Maaf part ini sedikit pendek ya. Jangan lupa vote, komen dan share kalau kalian suka sama Brother Or Lovers.

Thanks buat yang udah baca dan mampir. Kalau ada yang mau beli followers, view, like, komen, jam tayang atau aplikasi premium kayak canva, netflix, vidio, viu, disney+ bisa chat aku ya. Harga mulai dari 9K - 30K.

Brother Or Lovers [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang