6 Juli 2023
Sambil nunggu pencerahan datang untuk melanjutkan 'Hard to Believe', Author persembahkan cerita baru ☺️
Apapun imajinasi Author yang tertuang di story ini semoga dapat diterima baik oleh readers sekalian. Terima kasih ☺️
Please give vote and comment if you like this story 🤍
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
Perempuan berusia 21 tahun tersebut bergeming di depan jendela kamarnya, perhatiannya tertuju pada layar ponsel, menggeser satu persatu foto kebersamaannya dengan sang kekasih yang kini telah meninggalkannya untuk selama-lamanya, setelah 2 minggu yang lalu menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat.
Dipisahkan secara mendadak, bagi Elena rasanya seperti mendapat petir di siang bolong. Satu tahun lebih menjalin hubungan dengan Kaivan, Elena tidak pernah membayangkan atau mengantisipasi hal-hal yang kurang berkenan seperti kematian yang akan memisahkan mereka. Dan menangis sebagai reaksi tubuhnya yang bekerja secara spontan akibat stimulus hatinya yang sedih. Bayangan memori mengenai pertemuan terakhirnya dengan Kaivan, seketika menyeruak dan lagi-lagi berhasil membuat Elena meneteskan air mata.
"Happy birthday, Sweetie. Sekali lagi aku ingin mengingatkan padamu bahwa hatiku adalah milikmu. Biarkan cintaku meluap padamu di hari ulang tahunmu yang ke-21 ini." Kaivan memasangkan cincin ke jari manis Elena sebelum mencium sisi wajah Elena.
"Ucapan yang manis dan hadiah yang indah." Bibir Elena menerbitkan senyum tatkala menatap cincin yang memiliki satu mata dengan kerangka bagian atas tengah yang memang dibuat khusus untuk menopang batu permata berliannya, sangat indah dan elegan.
"Tapi kau akan meninggalkanku di hari ulang tahunku, Kaivan."
"Hanya satu hari, Sweetie. Sebagai gantinya, besok aku akan menyiapkan makan malam romantis untuk kita."
Makan malam romantis yang Kaivan janjikan tidak pernah terwujud. Perkataan Kaivan yang hanya meninggalkannya satu hari untuk urusan pekerjaan adalah bualan semata. Kenyataannya, Kaivan meninggalkannya untuk selama-lamanya.
"Kaivan....," bisiknya beriringan dengan lelehan air mata. "Kenapa kau meninggalkanku." Dada Elena terasa sesak dan nyeri saat kesedihan itu semakin kuat.
Seketika ingatan momen pertemuan pertama mereka menyeruak. Kala itu Elena menjadi karyawan magang di perusahaan investasi milik ayah Kaivan. Pertemuan mereka cukup klise, ia dan Kaivan tidak sengaja bertabrakan bahu di lobby kantor. Hari berikutnya mereka kembali dipertemukan karena ketidaksengajaan. Pada pertemuan kedua tersebut Kaivan mengajaknya berkenalan dan mereka saling bertukar nomor. Kemudian hubungan mereka terus berlanjut hingga berkembang sebagai sepasang kekasih.
Kaivan adalah sosok yang nyaris sempurna. Parasnya rupawan dan Kaivan berasal dari keluarga terpandang. Hal yang terbaik lainnya, selama menjalin hubungan, Kaivan selalu memperlakukannya dengan baik, mencintainya tanpa syarat, serta menghargai dan mendukungnya. Termasuk menghargai dan mendukung hobi balap yang sudah Elena tekuni hampir 3 tahun ini. Dan sungguh, dicintai oleh Kaivan adalah salah satu hal terbaik dalam hidup Elena.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATION
RomanceSaat mendekati tikungan terakhir, mobil di belakang Elena kehilangan kendali. Dan insiden mengerikan itupun terjadi. Kejadian tersebut begitu cepat, Elena tidak sempat melakukan antisipasi sekedar melakukan manuver untuk menghindar. Mobil lawan meng...