49. Surmised

38.1K 4.8K 2.2K
                                    

Saya ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote & komen di chapter sebelumnya 😙

Tidak lupa mengingatkan, sebelum baca tolong VOTE dulu ya ☺️ Dan jangan lupa penuhi paragraf dengan komen kalian 😉

Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────

Elena tidak lantas pulang ke rumah setelah jam kerja berakhir. Ia mengemudikan kendaraannya menuju kediaman Victor dan Talia yang terletak di kawasan pedesaan dan berjarak kurang lebih 10 mil dari gedung Silver Foods.

Usai keluar dari mobil, Elena membawa langkahnya untuk memasuki sebuah bangunan sederhana dengan atap yang rendah, dan memiliki pintu dan jendela yang dipasang memanjang secara horizontal di bagian depannya. Elena telah menekan bel sebanyak lebih dari tiga kali dan tidak ada tanda-tanda seseorang membukakan pintu untuknya. Kemudian ia berjalan ke sisi kiri bangunan dan melihat sosok Victor sedang menggembala kuda.

Elena perlu berjalan kaki kurang lebih 20 meter untuk menghampiri pria yang berprofesi sebagai peternak kuda itu. Victor berada tanah lapang yang dipenuhi dengan rerumputan hijau dan berpagar, bersama salah satu kuda miliknya yang tampak asyik memakan rerumputan, dan tangan Victor bergerak membelai surai panjang yang terletak di belakang leher kuda tersebut.

Jika Victor tidak berada di rumah, maka Elena akan menemukan pria itu di lapangan untuk melatih kuda atau sekedar menggembala kuda. Atau jika tidak, Victor akan berada di istal yaitu bangunan yang digunakan untuk menyimpan kuda dan sebagai tempat kuda beraktivitas seperti makan dan tidur.

Victor langsung menyadari kehadirannya. Ketika pria itu menampilkan senyum menyebalkan, Elena melepas salah satu sepatu kerja yang ia kenakan dan kemudian melemparnya ke arah Victor.

"Aku terpaksa mengatakannya pada Kai," ujar Victor yang memahami alasan kenapa Elena kesal padanya.

Victor melewati pagar untuk menghampiri keberadaan Elena. Satu tangannya menenteng sepatu yang dilemparkan Elena ke arahnya namun berhasil ia tangkap sebelum mengenai anggota tubuhnya, atau malah mengenai kuda miliknya.

"Kau pasti punya alasan kenapa memilih mengkhianatiku!" Elena bersedekap dada, menatap lawan bicaranya dengan wajah kesal.

"Dan sepertinya alasanmu bukan karena sebuah ancaman," tukas Elena kemudian.

"Aku diancam pakai uang. Sulit untuk mengabaikannya karena bisa aku gunakan untuk membesarkan peternakan kudaku," jujur Victor.

Untuk melampiaskan kekesalannya, Elena memukul perut Victor tanpa mengurangi tenaganya. Lalu ia menyambar sepatunya yang dipegang Victor dan kemudian memakainya.

"Mata duitan!"

"Oke, aku memang pantas mendapatkannya." Ekspresi wajah Victor tampak meringis, tangannya mengusap perutnya yang baru saja terkena bogeman dari Elena.

"Apa saja yang kau beberkan pada Kai?!"

"Apa yang aku katakan padanya yang jelas tidak ada kalimat yang merujuk pada Patrick."

"Tapi Kai sudah membawa-bawa kakeknya dalam obrolan kami."

"Apa Kai mendekatimu lagi?" tukas Victor. Padahal sejak kedatangan Kai kemari, ia sudah bisa menebak jika Kai masih mengharapkan Elena.

PREDESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang