28. Behavior

51.8K 5.4K 2.5K
                                    

Saya ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote dan komen di chapter sebelumnya.

Sebelum baca tolong VOTE dulu ya pren ☺️
Dan jangan lupa penuhi paragraf dengan komen kalian 😉

────────────────────────────────────────────

Nico yang kini berada di ruang rawat inap Veronica, menoleh ke arah pintu dan melihat Alec masuk. Tidak heran melihat kedatangannya, sebab ia sudah mengabarkan kejadian ini pada Alec.

"Papa sendiri?" tanyanya.

"Sendiri," jawab Alec sambil membawa langkahnya mendekat ke ranjang di mana Veronica berbaring.

"Mama tertidur setelah minum obat," kata Nico yang kini duduk di sofa.

"Di mana Robert sekarang?" Alec mengamati kondisi wajah Veronica yang memprihatinkan.

"Penjara. Dia juga membunuh calon anaknya sendiri," ujar Nico bercerita.

"Vero sedang hamil dan mengalami keguguran maksudmu?" Alec menoleh ke arah Nico.

"Ya."

Alec kembali menatap Veronica. Dalam hati ia merutuki kebodohan Veronica yang salah memilih suami. "Bujuk mamamu untuk pindah rumah. Itu juga demi kebaikannya."

Alec menyarankan demikian karena ia tahu jika rumah Veronica memiliki jarak yang cukup jauh dengan rumah warga lainnya. Andai Veronica tinggal di kawasan perkotaan atau di komplek perumahaan yang letak rumahnya berdekatan dengan satu dengan yang lain, mungkin akan ada tetangga yang mendengar dan akan menolong jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

"Atau suruh dia pindah ke Radbal," tambahnya. Saat mereka bercerai, Alec memberikan rumah untuk Veronica namun mantan istrinya tersebut memilih kembali ke tempat kelahirannya.

"Mama tidak akan mau pindah ke Radbal. Tapi aku akan tetap membicarakannya pada mama."

"Papa mau melihat adikmu dulu." Alec berjalan keluar. Namun sebelum menuju kamar rawat inap Elena, ia terlebih dahulu menuju ruang administrasi untuk memberitahukan bahwa biaya perawatan Veronica dan Elena selama di rumah sakit supaya ditagihkan padanya.

Alec tahu jika Veronica mampu membiayai rumah sakit ini. Selain memiliki pendapatan dari bisnis franchise makanan siap saji yang outletnya tersebar dibeberapa tempat baik dalam atau luar kota, mendiang suami Veronica sebelumnya pasti juga meninggalkan harta. Dan ia sendiri juga tidak pernah abai untuk mencukupi kebutuhan Elena setelah mereka bercerai, sehingga Veronica tidak perlu bersusah payah menanggung kebutuhan Elena sendiri. Benar, Veronica jelas tidak memiliki kendala perihal finansial. Namun meski demikian Alec tetap berkeinginan menanggung biaya rumah sakit.

✮✮✮✮✮

"Ah," rintih Elena.

"Ah, sakit, Kai," Elena kembali merintih.

"Jangan mendesah." Kai saat ini sedang mengoleskan salep ke bibir Elena yang bengkak.

"Kau tidak bisa membedakan mana desahan dan mana rintihan sakit?"

PREDESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang