51. Hangover

42.5K 4.9K 1.6K
                                    

Saya ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote & komen di chapter sebelumnya 😙

Tidak lupa mengingatkan, sebelum baca tolong VOTE dulu ya ☺️ Dan jangan lupa penuhi paragraf dengan komen kalian 😉

Selamat membaca!

────────────────────────────────────────────

"Astaga....." Elena menggerutu, tampak frustasi. Setelah sekian lama tidak berjumpa dengan Kai, kini pria itu semakin sinting!

"Kenapa kau mengeluh, istriku?" Kai yang baru tiba terdengar bersuara.

Sontak Elena membalikkan badan ke sumber suara. Menatap nyalang pada Kai yang berjalan ke arahnya. "Apa katamu! Istri!?" pekik Elena.

*****

"Tidak suka dipanggil istri?" ucap Kai yang kini berada di dekat Elena.

"Kau menikahiku saat aku tidak sadar?" cicit Elena meragu, masih dengan ekspresi skeptisnya.

Bibir Kai justru menerbitkan senyum menyebalkan.

"Jawab!" Elena mendorong bahu Kai.

"Andai menikah segampang itu, Ele. Dan lagi, papamu bisa menggantungku jika aku menikahimu tanpa restu darinya."

Elena mendengus kesal dan sekali lagi tangannya bergerak mendorong bahu Kai. "Lalu apa maksudmu memanggilku istri!?"

"Latihan sebelum kita nikah sungguhan." Kai menarik tangan Elena dan membawanya duduk di sofa.

"Sinting!"

"Aku tidak membual. Aku baru saja bertemu dengan papamu, mengatakan niatku yang ingin menikahimu. Lalu papamu menyerahkan keputusan di tanganmu. Kalau kau setuju, papamu tidak memiliki pilihan lain selain merestui kita."

Dengan kening berkerut keheranan, Elena menatap lekat Kai yang sedang melepaskan satu persatu kancing kemejanya. "Omong kosong apa yang kau bicarakan?"

"Aku serius, Ele." Setelah berhasil melepas kemejanya, Kai melemparnya ke salah satu sofa tunggal di dekatnya.

Lalu Kai merebahkan tubuhnya pada sofa panjang yang ia tempati, membaringkan tubuhnya dengan posisi miring, lalu satu tangannya melingkari pinggang Elena yang duduk berbagi tempat dengannya.

"Tapi bagaimana mungkin?"

"Kita bahas lagi nanti."

"Jangan membuatku penasaran."

"Aku ingin istirahat sebentar. Nanti aku ceritakan." Kai meraih tangan Elena dan meletakkannya di kepalanya.

Ketika Elena tidak tanggap maksud dari perbuatannya, Kai lantas berujar. "Aku meletakkan tanganmu di atas kepalaku supaya kau membelai rambutku."

"Kenapa kau jadi manja dan berlebihan?" Elena enggan menuruti permintaan Kai. Namun Kai menggerakkan tangannya supaya mengusap kepala pria itu.

"Aku selalu berlebihan jika menyangkut tentangmu." Tidak lama setelah mengucapkan kalimat tersebut, Kai memejamkan mata karena rasa kantuk dan lelah yang menyerang secara bersamaan.

PREDESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang