Saya ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote & komen di chapter sebelumnya 😙
Tidak lupa mengingatkan, sebelum baca tolong VOTE dulu ya ☺️ Dan jangan lupa penuhi paragraf dengan komen kalian 😉
‼️ chapter ini hanya terdiri dari 1300an kata. Kalian bisa meluncur ke KaryaKarsa untuk membaca versi panjangnya.
Bedanya apa sama yang di upload di KK dengan yang di sini? Di KK terdapat adegan 21+ yang mengandung unsur dewasa secara eksplisit. Bijaklah sebelum meluncur ke KaryaKarsa. Namun meski demikian, sudah Author pastikan tidak akan mengubah alur chapter selanjutnya ☺️
🔥 Akun KaryaKarsa : NinsJo
Author TIDAK MEMAKSA kalian ya ☺️
Bagi kalian yang keberatan, dimohon untuk tidak berkomentar buruk. Hanya 3000 rupiah untuk kalian yang penasaran dengan chapter 39 versi panjangnya.•
•Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────Elena tidak tahu dirinya sekarang berada di mana. Tadi ia sempat terlelap karena tubuhnya begitu lemas dan tidak bertenaga akibat efek obat yang Kai suntikkan ke tubuhnya. Ketika membuka mata, tubuhnya dalam posisi terbalik karena Kai memanggul tubuhnya seperti karung beras. Elena hanya sepintas memerhatikan sekitar, itupun tidak terlalu jelas. Kai membawanya masuk ke dalam rumah yang entah rumah ini milik siapa. Namun ia bisa memperkirakan jika bangunan ini berada di kawasan pegunungan, sebab udara di sini sangat dingin.
"Kenapa kau membawaku kemari?" tanya Elena dengan suara seperti bisikan.
"Sejak kapan kau bangun?" Setelah melewati pintu utama kemudian berjalan melewati ruang tamu, Kai menuju satu di antara dua kamar yang berada di rumah ini.
"Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan." Elena mencoba menjambak rambut Kai. Tentu saja tidak berpengaruh apapun, justru yang ia lakukan malah seperti membelai rambut Kai.
"Aku membawamu kemari karena ingin berduaan denganmu," kata Kai menjawab pertanyaan Elena sebelumnya. Setelah masuk ke dalam kamar, Kai membaringkan tubuh Elena ke ranjang.
"Beri aku obat penawarnya, jangan membuatku tidak berdaya seperti ini," protes Elena yang kini mencoba bangkit dengan kedua tangan bertumpu pada kasur. Meski sangat kepayahan akhirnya ia berhasil mengubah posisinya menjadi duduk.
Tapi lelaki bedebah di dekatnya malah bersikap jahil dengan mendorong keningnya dengan telunjuk, membuat punggungnya dengan mudah kembali beradu dengan kasur. Elena menghela napas beberapa kali untuk meredakan kekesalannya.
"Saat aku pulih nanti, aku bersumpah akan menendang selangkanganmu," desisnya jengkel.
Kai terkekeh kecil. "Tarik sumpahmu, kau tidak boleh menyakiti aset masa depanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATION
RomanceSaat mendekati tikungan terakhir, mobil di belakang Elena kehilangan kendali. Dan insiden mengerikan itupun terjadi. Kejadian tersebut begitu cepat, Elena tidak sempat melakukan antisipasi sekedar melakukan manuver untuk menghindar. Mobil lawan meng...