Sebelum baca tolong VOTE dulu ya ‼️ kalau masih pelit vote jangan mencak-mencak kalau pada akhirnya cerita ini bakal dilanjut ke KaryaKarsa 👿
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────Rahang Kai mengetat penuh amarah usai melihat pesan berupa foto yang dikirim oleh nomor tidak dikenal. Beberapa foto itu menunjukkan kebersamaan Elena dengan Victor. Bahkan salah satu foto terdapat adegan saat Victor mencium pipi Elena. Brengsek! Kemarahan yang melingkupi Kai siap meledak saat ini juga.
Entah sudah berapa kali Kai mencoba menghubungi Elena, mengirim foto-foto tersebut pada Elena untuk sekedar menuntut penjelasan dari perempuan itu. Namun Elena mengabaikannya, sama sekali tidak memikirkan kedamaian hatinya yang hancur lebur ini.
Belum reda kekecewaannya atas foto ciuman Elena dengan lelaki yang entah belum jelas siapa, kini Kai justru di hadapkan dengan kenyataan pahit berikutnya, yakni Elena yang memiliki hubungan dekat atau kemungkinan besar malah memiliki hubungan spesial dengan Victor. Elena telah berkhianat darinya, menjalin kedekatan dengan lelaki lain di belakangnya. Tentu saja Kai merasa marah, kecewa, dan sakit hati.
Sekali lagi Kai mengamati potret kebersamaan Victor dan Elena, dan ia kembali merasakan amarah yang luar biasa. Tangannya sudah mengambil ancang-ancang ingin melempar ponselnya, namun diurungkan setelah mendengar bunyi notifikasi pesan masuk. Itu merupakan pesan yang dikirim oleh nomor yang sama dengan nomor yang mengirim foto kebersamaan Victor dan Elena. Pesan tersebut berisi alamat salah satu flat lengkap beserta nomor unitnya. Apakah ini adalah alamat flat yang ditempati Victor?
Sebenarnya Kai merasa penasaran, siapa pemilik nomor yang mengirim pesan padanya. Orang misterius ini mengabaikan pesan dan panggilan darinya saat dihubungi balik. Persetan siapa orang ini, ia akan memikirkannya nanti. Yang penting, ia ingin mendatangi alamat yang dikirim melalui pesan itu. Jika benar itu alamat Victor, ia akan membuat perhitungan dengan lelaki itu karena telah berani dekat dengan Elena.
Kai menyambar kunci mobil dan jaket sebelum keluar kamar. Langkahnya sempat memelan ketika pandangannya terarah pada dua insan berlainan yang sedang melakukan kegiatan berbau erotis. Pemandangan di ruang tamu memperlihatkan sosok Barra yang bertelanjang dada dengan masih mengenakan celana denim, sedang mencumbu pasangannya di atas sofa panjang.
Si perempuan yang terlebih dahulu menyadari keberadaan Kai langsung memekik terkejut. Ia langsung mendorong tubuh Barra agar menyingkir dari hadapannya. Lalu tangan perempuan itu bergerak merapatkan pakaian atasnya lantaran beberapa kancing di sana telah dilepas.
"Aku kira kau pergi ke kantor." Barra mengira kalau Kai pergi bekerja seperti hari-hari sebelumnya. Maka dari itu ia tidak segan menjalin keintiman di ruang tamu.
Kai mengabaikan perkataan Barra, melirik perempuan yang dibawa Barra kemari. "Setelah berkencan dengan yang tua sekarang beralih ke bocah ingusan?" Tersirat nada menghina dari perkataan Kai barusan.
Sebenarnya Kai cukup terheran-heran dengan selera Barra yang tiba-tiba berubah drastis. Kai paham betul jika Barra adalah pemuja wanita bertubuh seksi dengan pinggul yang berbentuk seperti gitar, bokong yang menyembul dan menonjol, serta dada yang padat dan berisi. Sedangkan bocah yang saat ini bersama Barra masih mengenakan seragam high school, perawakan tubuhnya kecil, kurus, dan wajahnya tampak polos. Meski paras perempuan itu tidak buruk rupa, tapi Kai tetap tidak habis pikir jika Barra akan berselera meniduri perempuan polos yang masih sangat muda.
Barra hanya menanggapi dengan senyum penuh arti. Lalu ia menarik tangan perempuan itu dan membawanya masuk ke dalam kamar.
✮✮✮✮✮
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATION
RomanceSaat mendekati tikungan terakhir, mobil di belakang Elena kehilangan kendali. Dan insiden mengerikan itupun terjadi. Kejadian tersebut begitu cepat, Elena tidak sempat melakukan antisipasi sekedar melakukan manuver untuk menghindar. Mobil lawan meng...