Saya ucapkan terima kasih untuk 2,1k+ komen di chapter sebelumnya 😙
Tidak lupa mengingatkan, sebelum baca tolong VOTE dulu ya ☺️ Dan jangan lupa penuhi paragraf dengan komen kalian 😉
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────
"Ini kuncinya," kata Gavin sambil mengulurkan kunci rumah mama Nico.
"Yakin tidak mau ikut?" tanya Barra yang kini duduk di bangku kemudi.
"Malas." Kai lantas berlalu dari sana untuk masuk ke dalam.
Hari sudah larut malam ketika Kai tiba di Kota Peybury. Barra dan Gavin menjemputnya di pemberhentian bus terdekat. Lalu keduanya ingin mengikuti balap liar yang ada di kota ini menggunakan mobil Nico. Kai enggan ikut, meminta diantar ke kediaman Veronica karena ia lelah.
Begitu masuk ke dalam rumah, Kai langsung membawa langkahnya menuju kamar Elena. Sebenarnya ia tidak tahu yang mana kamar Elena, namun ada satu kamar yang ia yakini adalah kamar Elena. Yaitu kamar yang memiliki bermacam dekorasi unik berwarna pink yang hampir tertempel pada seluruh pintu. Sejauh pengamatannya, Elena cukup fanatik dengan warna merah muda. Mengingat kepribadian Elena yang tidak terlalu feminin, memang cukup aneh mengetahui Elena menyukai warna merah muda. Namun begitulah kenyataannya, kamar Elena di rumah papanya juga didominasi warna merah muda.
Tebakan Kai tepat, yang ia masuki memang kamar Elena. Ia melihat Elena terlelap dengan damai di atas ranjangnya. Setelah menutup pintu kembali, Kai bergeming beberapa saat, mengamati keseluruhan kamar Elena yang didominasi warna merah muda.
Kemudian pandangannya terarah pada beberapa bingkai foto yang berada di atas meja konsul. Kakinya mendekat dan tangannya terulur meraih salah satu bingkai foto yang berisikan sosok Elena sedang tersenyum menghadap kamera, dan sedang memakai bikini karena latar foto tersebut adalah di pantai. Tapi dalam foto tersebut rambut Elena berwarna merah muda, sungguh mencengangkan.
Kai juga mengamati foto lain dan ia berpendapat jika potret Elena dalam foto sangat berbeda dengan Elena yang ia kenal. Dari gaya berpenampilan yang lebih feminin dan bahasa tubuhnya yang tampak centil atau genit saat di depan kamera, sungguh seperti bukan Elena. Padahal Elena yang ia kenal berwajah jutek meskipun sesekali perempuan itu juga tersenyum dan tertawa saat ada yang lucu. Apa perempuan itu memiliki dua kepribadian? Kai menggeleng-gelengkan kepala dramatis.
Sambil berjalan menghampiri ranjang, Kai melepas jaket dan kaosnya, membiarkan tubuhnya bertelanjang dada. Menyampirkan jaket dan kaosnya di kursi meja belajar sebelum dengan hati-hati naik ke atas ranjang, ikut merebahkan diri di dekat Elena.
Kai menatap seksama wajah Elena yang berbaring miring ke arahnya. Alisnya terukir rapi, bulu matanya panjang dan lentik, hidungnya standar tidak terlalu mancung yang berlebihan, dan bibirnya adalah tipe bibir yang cocok untuk dicium. Terdapat beberapa bekas luka dan lebam juga belum menghilang dari wajah Elena. Wajah Elena tidak buruk rupa, justru tergolong indah namun Kai pernah melihat wanita yang wajahnya lebih indah dari Elena. Meski demikian, hanya wajah Elena yang membuatnya rindu jika tidak nampak dalam pandangannya untuk waktu yang lama.
Tangan Kai terulur menjepit hidung Elena kemudian ditarik ke atas hingga tampak seperti hidung babi. Tiba-tiba wajahnya ditampar namun pelakunya tetap memejamkan mata. Kai yang kini berekspresi jengkel mengumpat tanpa suara sambil menyingkirkan tangan Elena dari wajahnya. Bahkan saat terlelap saja sikap perempuan ini tetap brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATION
RomansaSaat mendekati tikungan terakhir, mobil di belakang Elena kehilangan kendali. Dan insiden mengerikan itupun terjadi. Kejadian tersebut begitu cepat, Elena tidak sempat melakukan antisipasi sekedar melakukan manuver untuk menghindar. Mobil lawan meng...