Saya ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote dan komen di chapter sebelumnya.
Sebelum baca tolong VOTE dulu ya pren ☺️
Dan jangan lupa penuhi paragraf dengan komen kalian 😉────────────────────────────────────────────
Sejak dosen masuk hingga mata kuliah pertama berakhir, ponsel Elena sudah beberapa kali bergetar dan itu merupakan panggilan dari Kai. Bukan maksud mengabaikan, tapi ia tidak mungkin menerima panggilan di saat dosen masih mengajar. Lagipula lelaki itu juga tidak mengirim pesan sekedar mengatakan tujuannya kenapa menelepon. Oleh sebab itu setelah dosen keluar dan ponselnya kembali bergetar, barulah Elena menjawab panggilan dari Kai.
"Kenapa?" tanya Elena setelah menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
"Aku di kedai kopi di depan kampusmu."
"Lalu?" ucap Elena sambil memberi isyarat melalui gerakan tangan pada Pamela untuk menunggunya.
Pamela mengangguk dan kembali duduk sambil menunggu Elena.
"Lalu aku berharap kau kemari menghampiriku."
"Hari ini aku tidak ke kampus."
"Astaga, Ele, lalu untuk apa aku menunggumu di sini dua jam dan berharap kau menghampiriku."
"Lebih baik kau pulang." pungkas Elena sebelum mematikan panggilan secara sepihak.
Pamela menatap Elena sambil sesekali meniup permen karet yang ia kunyah. "Kenapa kau bohong?" tanyanya kemudian.
"Karena aku sedang menghindarinya." Elena berdiri kemudian berkata, "ayo."
Elena dan Pamela berjalan keluar ruangan. Masih ada waktu satu jam sebelum mata kuliah selanjutnya dimulai, jadi mereka memutuskan untuk pergi ke foodcourt.
"Siapa? Kekasihmu? Kalian sedang bertengkar?" tanya Pamela membahas seseorang yang tadi berbicara dengan Elena melalui ponsel.
Elena mengedikkan bahu, tidak ingin menjawab pertanyaan Pamela atau mungkin tidak tahu harus menjawab apa.
✮✮✮✮✮
Usai dari kedai kopi yang terletak di depan kampus Elena, Kai memutuskan kembali ke apartemen. Begitu masuk ke unit yang ia tempati bersama Barra, Kai melihat seorang wanita kemudian disusul oleh Barra keluar dari kamar. Kai membuka kulkas untuk mengambil air putih, menenggaknya dengan pandangan tertuju pada Barra dan wanitanya yang berjalan menuju pintu.
"Berapa usianya?" Kai bertanya pada Barra setelah wanita itu pergi. Sebab menurut penglihatannya, usia wanita tadi sudah matang.
"Mungkin 31, 32 atau 33. Entah." Barra tidak tahu karena tidak sempat bertanya berapa usia teman kencannya.
Kai tersenyum mengejek, tidak habis pikir karena Barra memilih teman kencan yang lebih tua. Kai kemudian menyeduh susu untuk membuat sereal. Ia merasa lapar karena sejak pagi perutnya belum terisi makanan.
"Tidur di mana kau semalam?" tanya Barra yang kini sedang merapikan bantal sofa yang tercecer. Berikut membersihkan bungkus snack dan bekas kaleng bir yang berserakan di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATION
RomanceSaat mendekati tikungan terakhir, mobil di belakang Elena kehilangan kendali. Dan insiden mengerikan itupun terjadi. Kejadian tersebut begitu cepat, Elena tidak sempat melakukan antisipasi sekedar melakukan manuver untuk menghindar. Mobil lawan meng...