46. Meet Again

37.7K 4.9K 1.9K
                                    

Saya ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote & komen di chapter sebelumnya 😙

Semangat bener kalian, ditargetin komen berapa aja belum ada 24 jam sudah target 😆 Pokoknya terima kasih banyak untuk kalian yang rajin komen 🤍

Tidak lupa mengingatkan, sebelum baca tolong VOTE dulu ya ☺️ Dan jangan lupa penuhi paragraf dengan komen kalian 😉

Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────

Elena masuk ke dalam mobil setelah Aaric membukakan pintu untuknya. Lalu Aaric berjalan memutar, menempati bangku kemudi, dan mulai melajukan kendaraan. Mereka akan menghadiri pemakaman pendiri perusahaan Silver Foods, yakni perusahaan di mana Aaric dan Elena bekerja.

"Aku turut prihatin dengan apa yang menimpa Noah," ujar Aaric mengawali obrolan.

Aaric menjemput Elena terlalu awal, sehingga Elena belum selesai bersiap saat Aaric tiba. Sembari menunggu Elena bersiap, Aaric dipersilakan masuk dan kemudian ia mengobrol dengan Veronica yang sedang menemani Noah bermain di ruang tamu. Dan oleh sebab itu Aaric tahu jika mata kiri Noah bengkak. Saat ia bertanya apa penyebabnya, Veronica mengatakan jika mata Noah usai digigit serangga.

"Itu gara-gara Nico yang mengajak Noah main di bawah pohon yang ada sarang lebahnya," kata Elena setengah menggerutu.

Setelah kejadian, Elena tidak henti-hentinya memaki Nico. Padahal ia sudah memperingatkan Nico agar tidak bermain di bawah pohon itu, sebab ia tahu di sana ada sarang lebah. Gara-gara Nico, mata kiri Noah bengkak dan terlihat sipit setelah tersengat lebah. Kasihan sekali, bukan?

"Kakakmu berkunjung? Kenapa tidak mengabariku, Elena? Padahal aku ingin bertemu dengannya."

"Kau sudah bertemu dengannya, kenapa masih penasaran?" Elena berkata demikian lantaran ia pernah bercerita pada Aaric jika Nico adalah sosok yang menjadi juara kelima event drag race tempo lalu.

"Bukan penasaran, tapi aku ingin mengenal dekat semua keluargamu." Saat berucap, Aaric menoleh sekilas ke arah Elena dan bibirnya juga menerbitkan senyum.

"Lain kali jika Nico berkunjung, aku akan mengabarimu," balas Elena seadanya, enggan membahas atau ingin bertanya lebih lanjut mengenai kalimat Aaric yang mengatakan 'ingin mengenal dekat semua keluarganya'. Sebab Elena yakin jika kalimat barusan menyiratkan makna lain.

"Aku sudah tidak sabar bertemu kakakmu dan ingin memperkenalkan diriku sebagai orang terdekatmu, Elena."

"Nico sudah tau kalau teman dekatku sekarang adalah kau, orang yang dulunya pernah kalah taruhan denganku." Lagi-lagi Elena bersikap tolol dan seolah tidak peka, mengabaikan semua makna terselubung yang belakangan ini sering Aaric layangkan padanya.

Kemudian dengan cepat Elena mengalihkan topik pembicaraan, membahas tentang pekerjaan. Lantaran ia merasa kurang nyaman dengan pembahasan mereka sebelumnya. Sepanjang perjalanan menuju rumah duka, mereka mengobrol tentang peluncuran produk terbaru Silver Foods.

✮✮✮✮✮

Begitu tiba di rumah duka, Aaric dan Elena mengucapkan salam pada keluarga yang berkabung terlebih dahulu. Dan kemudian memberi penghormatan pada mendiang yang telah meninggal, berdoa di depan peti mati yang terdapat foto mendiang. Setelahnya, Aaric dan Elena menempati tempat duduk yang disediakan untuk para pelayat.

Elena tampak mengedarkan pandangan ke sekitar, sedikit mengamati para pelayat yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir untuk mendiang. Mengingat status sosial mendiang, kebanyakan yang hadir ke rumah duka tentulah mereka yang berkedudukan tinggi atau orang terpandang. Elena juga melihat wajah-wajah para petinggi perusahaan Silver Foods seperti dewan komisaris dan jajaran direksi. Lalu ada para manajer yang membawahi masing-masing divisi. Mungkin hanya dirinya yang berstatus sebagai staff biasa di perusahaan Silver Foods yang hadir kemari.

PREDESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang