“Tenang saja. Keberadaanmu di hatiku tak akan tergantikan siapapun. Namun satu yang kupertanyakan. Bagaimana dengan aku yang ada di hatimu?”
🌠
"Dari yang gue dengar, mereka kenal pas MOS. Waktu itu Kak Riel gak sengaja lihat Kak Yeri dirisak kakak kelas mereka yang sekarang udah lulus."
"Kenapa mereka ngerundung Kak Yeri?"
"Katanya Kak Yeri modus dekatin cowoknya si kakak kelas itu. Gue juga kurang tahu detailnya kayak gimana. Tapi setelah kejadian itu mereka lumayan dekat dan ya, seperti yang kalian tahu sekarang mereka pacaran."
Perkataan Marri terlintas di benak Sana. Bicara soal Riel, apakah Riel bisa membantunya mencari Bintang-nya? "Benar juga. Gue bisa tanya-tanya soal kakak kelas yang namanya Bintang. Lumayan, kali aja dia tahu," gumam Sana lirih sembari manggut-manggut. Kaki Sana yang semula mengarah ke toilet tergerak ke berlainan arah, menuju area kakak kelas.
Setibanya di koridor tempat para senior berkuasa, Sana langsung dikejutkan dengan sesosok pemuda bertubuh tinggi di hadapannya. Juga jangan lupakan senyum jahilnya yang terpampang mengarah padanya. "Mau ngapel lagi?" tudingnya sangsi.
"Siapa yang ngapel, sih Kak? Aku ke sini mau nyari Kak Riel," tutur Sana mengoreksi. Enak aja gue ngapelin si Sang Garalak yang ada gue tepar kena hukum sama dia! umpatnya dalam hati.
"Oh, jadi lo beralih ke si Real," sahutnya. Matanya menyipit memandang gadis di depannya teliti. Hingga di name tag si gadis senyumnya terulas lebar. "Jadi lo yang namanya Sana? Target buruan Gara yang baru?"
Sana tak terkejut jika kakak kelas berbaju urakan ini mengetahui statusnya sebagai buruan Gara. Lantaran seluruh anak Wijaya pasti mengetahuinya. Sosok adik kelas yang berani melawan Rere dan beberapa hari kemudian melabrak Gara. Oleh karenanya, Sana pantas dikenal seantero siswa-siswi Wijaya atas pencapaiannya tersebut.
"Kenalin Hansol Lee, Target Buruan Abadi Gara," sahut si laki-laki mengulurkan tangan.
Sana membelalak. "Kak Hansol?"
Hansol terkekeh kecil sembari menarik uluran tangannya yang tak berbalas. "Gue yakin lo pasti nyari gue setelah dengar nggak ada cara lain buat lari dari Gara, selain temuin gue, ya kan?" tembak Hansol.
Sana mengangguk-angguk membenarkan. "Kakak—"
"Tapi sebelum itu, gue pengen berterima kasih ke lo. Berkat lo, gue bebas dari Gara," sela Hansol memotong.
Kening Sana bertautan tanda bingung. "Loh, kenapa Kakak bisa bebas? Kan, Kakak target buruan abadi—"
"Itu dulu," ucap Hansol lagi-lagi memotong. "Sekarang predikat itu udah disandang lo, Sana."
"Aku?" ulang Sana seraya jarinya tertunjuk ke dirinya sendiri. "Tapi kenapa—"
"Lo mau bebas dari Gara, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape From You [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sana tak sadar jika dirinya telah menggali kenangan masa lalunya sendiri. Makin dia bertekad, makin dekat juga kenangan itu menyapa. Sayang, dia terlambat. Kini dia tak bisa mengembalikan waktu, karena sejak awal dia salah...