🌠 • 55 • Still Into You

49 25 52
                                    

“Apapun akan aku lakukan asalkan itu membuatmu kembali padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apapun akan aku lakukan asalkan itu membuatmu kembali padaku.”

🌠

"APA?!" Marri berteriak nyaring. "Apa lo bilang tadi?!"

"Gue mau ikut OSIS," ulang Sana.

Marri menyentuh dahi Sana. "Lo sakit apaan, San? Katanya, kalau kelakuan seseorang beda dari biasanya, dia mau—"

"Marri," sebut Yasmin menegur.

Sana menjauhkan lengan Marri. "Gue nggak sakit. Gue juga nggak ada niatan mati muda," bantah Sana.

"Nggak," larang Marri. "Gue nggak setuju. Kalau lo ikutan OSIS, gue jadi sendirian. Pokoknya nggak boleh," tandas Marri menentang keras. Pasalnya ketiga temannya–Yasmin, Ocha, dan Angkasa–berencana mendaftarkan diri sebagai anggota OSIS. Bila Sana turut serta, maka Marri tidak punya teman yang bisa dia ajak bermain.

"Gue nggak minta pendapat lo, Marri," ucap Sana memberitahu.

Marri memasang raut masam. "Lo tega ninggalin gue, San?"

Ocha berdecak sebal. "Lebay lo, Mar. Sana, kan, cuma ikut OSIS. Nggak sampai ninggalin kita." Ocha heran sebenarnya sisi Marri yang mana yang patut dipanggil Kakak oleh Sana, walaupun secara teknis keduanya seumuran. Marri lebih terlihat seperti anak termuda di antara mereka berlima.

"Kita masih bisa ketemu di kelas, kok," pukas Yasmin menenangkan.

"Gue ikut OSIS pun, belum tentu keterima," tambah Sana. Setahunya tes yang dilakukan sebelum masuk OSIS lumayan sulit. Tak sedikit yang gugur sebab ketatnya persaingan untuk menjadi bagian dari OSIS di sekolah mereka, baik saat mencalonkan diri ataupun anggotanya sendiri.

"Tapi kalian punya Angkasa," lirih Marri muram.

Mau bagaimana pun, teman-temannya itu pasti lolos tes dan berhasil menyandang status sebagai anggota OSIS. Bagi mereka, Angkasa bagaikan kunci kemenangan. Tentu bukan karena titel Angkasa yang merupakan anak pemilik yayasan Wijaya.

"Ayolah, Mar, kenapa jadi melow begini?" hibur Sana. "Lo tahu sendiri gue nggak sehebat itu sampai bisa lolos OSIS. Angkasa katanya nggak yakin bisa lolos atau nggak. Lo juga tahu, setiap tahun anggota OSIS di sini saingannya nggak main-main."

"Lo nggak sehebat itu, tapi bisa lolos tes masuk sekolah di SMA Wijaya yang sulitnya minta ampun ini, Sana. Tanpa bantuan orang lain. Bahkan gue yakin, lo bisa aja masuk ke SMA Sanjaya kalau bukan karena Bintang. Itu yang lo sebut nggak sehebat itu?"

"Terus lo sendiri apa? Lo juga lolos tes masuk sekolah karena hasil kerja keras sendiri, kan? Lo punya dua adik yang harus lo tanggung, tapi kenapa lo seakan-akan rendah diri gini, Mar?"

Yasmin berdeham kecil. "Intinya kalian bisa kalau berusaha, ya kan?"

Ocha membuang napas. Lalu bangkit berdiri berkata, "Siapa yang lapar? Hari ini Angkasa yang traktir."

Escape From You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang