🌠 • 13 • Merindumu

129 101 15
                                    

“Aku hanya ingin kamu tahu jika ada seseorang yang merindukan kehadiranmu di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku hanya ingin kamu tahu jika ada seseorang yang merindukan kehadiranmu di sini. Namun hatiku terus bertanya-tanya, apa hanya aku yang merindu?”

🌠

"Emm … Ka," sebut Sana pelan.

"Kenapa?" tanya Angkasa kala tak ada jawaban apapun dari gadis yang diantarnya itu. Ya, seperti biasa Angkasa akan mengantar Sana pulang setelah pekerjaan si gadis selesai. "Sana?"

Sana berdeham kecil lantas menengadah menatap lawan bicaranya. Sepanjang perjalanan mereka, kepalanya di penuhi kalimat penjelasan Angkasa mengenai berita yang menyangkut dirinya dan Rere. "Gue minta maaf!"

Kening Angkasa bertaut. Keheranan atas tingkah Sana yang mendadak diam selama hampir seharian ini. "Lo minta maaf buat apa?"

Sana cemberut. "Dasar cowok nggak peka!" lirihnya pelan.

Sementara Angkasa hanya terkekeh kecil mendengar umpatan Sana. "Lo nggak perlu minta maaf. Kayak yang gue bilang tadi, kami emang punya hubungan tapi bukan berarti kami dekat satu sama lain."

"Tapi tetap aja, gue ngerasa—"

"Bersalah?" potong Angkasa menebak.

Sana menggeleng. "Gue ngerasa kalau kita ada di pihak yang sama," paparnya sembari mengukir senyum.

"Pihak yang sama?" ulang Angkasa.

Sana mengangguk-angguk cepat. "Kalau nggak, gak mungkin lo bantuin gue dari dia waktu itu, ya kan?"

"Lintang?"

Dipanggil namanya, Sana mengalikan atensi ke arah sang pemanggil. Senyum lebarnya perlahan hilang. Hatinya berdegup tak tentu. Sungguh, kenapa mereka harus dipertemukan di saat seperti ini?

Sosok itu melangkah mendekat hingga berdiri tepat di hadapan Angkasa. Matanya meneliti penampilan si lelaki detail. Belum sempat berucap sepatah kata, Sana segera mengambil alih.

"Ka, gue masuk duluan. Bye," pamit Sana secepat kilat memasuki rumah panti tanpa menghiraukan tatapan bingung Angkasa.

"Lintang."

Langkah kaki Sana otomatis terhenti. Kepalanya tertunduk dalam. Gagal sudah rencana melarikan dirinya.

"Laki-laki tadi siapa?"

"Teman Lintang, Bu," jawab Sana.

"Cuma teman?" Lagi. Bu Annisa selaku pemilik panti bertanya. Helaan napas Bu Annisa terdengar begitu anak asuhnya itu mengangguk. "Lintang, kamu ingat pesan Ibu, kan?"

"Lintang sama Angkasa cuma teman, Bu. Lintang gak punya rasa apapun ke—"

"Ibu tahu itu." Bu Annisa menatap Sana yang masih enggan membalas tatapannya. "Ibu gak masalah kamu dekat dengan siapapun. Tapi Ibu harap kamu berhenti cari dia."

Escape From You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang