“Apapun yang terjadi Lintang tetap akan menjadi rumah bagi Bintang, tempatnya kembali.”
🌠
Gadis itu sesekali tersenyum kecil memandang pemandangan yang disajikan kerumunan orang-orang di taman belakang panti asuhan. Marri, Ocha, dan Yasmin bermain petak umpat bersama anak-anak panti. Tak lupa dua adik Marri ikut bergabung di antara mereka.
Suara seorang lelaki terdengar. "Gimana sekolah baru lo?"
"Nggak buruk," jawab Sana.
Tanggapan mereka terhadap kepindahan Sana beragam. Ada yang menyukainya, ada juga yang tidak. Berbeda dengan teman-teman sekelasnya selama bersekolah di SMA Wijaya, yang terbiasa berbagi suka cita bersama. Alasan mereka yang tidak menyukainya lantaran dulunya Sana sekolah di SMA Wijaya yang isinya siswa-siswi berotak cerdas dan bergelimang harta.
Memikirkan teman-teman sekelasnya, Sana jadi merindukan mereka. Sana penasaran, apakah mereka benar-benar mengadakan aksi protesan atas kepindahan Sana tanpa alasan yang jelas? Padahal salah satu dari mereka notabenenya adalah anak sang pemilik yayasan Wijaya.
"Nggak ada yang gangguin lo, kan?"
"Nggak ada, Ka," sahut Sana. "Mereka mikirnya, gue anak orang kaya cuma karena pernah sekolah di SMA Wijaya," tutur Sana menjelaskan.
Ya, itu ada untungnya bagi Sana. Dia tidak perlu mencemaskan pergunjingan yang tidak dibutuhkan. Ingatkan Sana untuk berterima kasih kepada orang yang memulai rumor tersebut lantaran telah menjadikan dirinya sebagai anak tunggal kaya raya, seperti yang beredar.
"Nggak usah ragu buat bilang ke gue kalau ada yang gangguin lo," tukas Angkasa.
Sana berdecak. "Ka, gue udah gede kali. Gue emang nggak pintar atau punya banyak uang kayak mereka, tapi gue masih bisa jaga diri gue sendiri. Jangan remehin kekuatan gue," papar Sana memamerkan lengannya.
Angkasa tertawa kecil. Lalu mengangguk-angguk mengiakan. "Iya, gue nggak lupa orang yang narik gue buat dijadiin injakan kaki biar bisa masuk kelas di hari pertama."
Giliran Sana yang tertawa. "Elah, Ka. Gue baru aja lupa udah lo ingetin lagi."
Momen pertemuan pertama mereka cukup memalukan di ingatan Sana. Sudah untung ada yang menolongnya tapi dengan kurang ajarnya Sana menerima suka rela perlakuan baik Angkasa hingga Angkasa menaruh hati padanya. Entah apa yang telah dilakukan Sana sampai-sampai Angkasa enggan berpaling sedikitpun darinya.
"Kak Lintang!" Seruan bernada agak tinggi itu memecah perhatian Sana dan Angkasa. Raut wajahnya jelas menunjukkan rasa tidak suka. "Ayo, main bareng aku!" ajak Sheira seraya menarik Sana dari sebelah Angkasa.
Sana tidak sempat menolak. Sana melirik Angkasa mengucap kata maaf berulang kali. Hingga detik ini, Sheira masih bersikap defensif pada salah satu temannya tersebut. Anehnya, Sheira hanya berlaku begitu pada Angkasa. Hanya Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape From You [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sana tak sadar jika dirinya telah menggali kenangan masa lalunya sendiri. Makin dia bertekad, makin dekat juga kenangan itu menyapa. Sayang, dia terlambat. Kini dia tak bisa mengembalikan waktu, karena sejak awal dia salah...