🌠 • 50 • Memeluk Luka

47 25 32
                                    

“Rasa ini menenggelamkanku dalam peluk penuh duri tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Rasa ini menenggelamkanku dalam peluk penuh duri tajam.”

🌠

"Gila! Nggak ibunya, nggak anaknya, sama-sama tukang tikung."

"Udah turunan kali, ya. Suka hancurin hidup orang lain."

"Nggak heran, sih. Dari awal aneh banget orang kayak dia bisa-bisanya sekolah di sini."

"Bener banget. Dulu gue lihat dia jalan sendirian di tempat sepi malam-malam."

"Pasti dia habis “main”, gue yakin."

"Kasihan Gara. Masa dideketin cewek nggak bener."

"Udah paling cocok sama Rere, lah, daripada itu cewek."

"Gar," panggil temannya pelan memperingati. Tampak jelas Gara tengah di ambang batas kesabaran mendengar cercaan para gadis yang berjalan di depan mereka. Urat-urat di leher Gara menegang. Kedua tangannya terkepal kuat.

"Gara!"

Suara teriakan seseorang menyadarkan perbincangan para gadis penggosip tadi. Kaget mendapati laki-laki yang mereka bicarakan kini melayangkan tatapan dingin miliknya. Secepat kilat, mereka berjalan cepat menuju kelas masing-masing.

Si pemanggil menautkan tangannya di lengan Gara. Senyum itu menghiasi wajahnya. "Akhir-akhir ini kamu sering jauhin aku," keluhnya cemberut.

Riel merotasi mata jengah. Emang sejak kapan Gara suka dekat-dekat sama lo? batin Riel menyeletuk.

"Gara, jawab aku, dong." Rere menggoyangkan lengan Gara.

Gara menepisnya. "Gue lagi nggak mau ngobrol sama lo," ketus Gara lelah meladeni segala tingkah laku Rere.

Rere berdecak. "Karena cewek nggak tahu diri itu?" Kedua tangan Rere bersedekap angkuh. "Gar, dari dulu, dia bukan buat lo. Sekarang semua orang tahu kalian nggak mungkin bisa bareng. Dia juga udah pergi jauh dari lo. Tapi kenapa lo malah gini? Jujur aja, bagus dia sadar harus jauhin lo."

Rere yakin sekali bila Sana tidak mengundurkan diri dari SMA Wijaya, gadis itu akan menjadi objek caci maki warga sekolah. Buktinya setelah Sana pergi, sebuah postingan anonim itu muncul kembali. Postingan berisi perbuatan ibu dan anak yang berencana membalaskan dendam terhadap sebuah keluarga. Meskipun tidak disebutkan siapa saja yang di maksud, tetapi mereka tahu petunjuk itu merujuk pada Sana yang belum lama ini pindah sekolah.

Gara melirik Rere tajam. Amarahnya naik kembali ke permukaan.

Di sebelahnya, Riel mengantisipasi pergerakan Gara.

"Dia sendiri yang cari lo. Tapi sekarang? Dia jadi bahan bulan-bulanan di sekolah." Rere menjeda. "Dia pantas dapatin itu," telak Rere.

Gara maju selangkah. Tatapan mata Gara menguarkan aura mengintimidasi. "Kita lihat aja, apa yang pantas buat cewek kayak lo," tandas Gara.

Escape From You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang