“Mendapatkanmu adalah hal yang sulit. Dan bersamamu adalah suatu kemustahilan.”
🌠
"Kak Lintang!"
Hening. Tidak ada balasan apapun dari si pemilik nama. Pandangannya mengarah ke depan namun tampak hampa layaknya raga yang kehilangan jiwanya.
Sheira melirik Dinda, orang yang membantunya mengalihkan atensi Sana. Tatapannya jelas menyiratkan rasa cemas terlihat kentara dari matanya.
Dinda turut mendesah frustrasi. Jurus mengocehnya tak mempan pada Sana yang biasanya langsung bereaksi secepat kilat menghentikan bibirnya yang sering meracau ke sana kemari, menanyakan ini-itu atau bercerita panjang lebar.
Sheira tak kalah ribut darinya. Anak kecil berusia enam tahun itu, merampas susu kotak merah jambu di tangan Sana. Namun lagi-lagi, Sana tampak tenang di tempatnya duduk. Sangat berlainan, karena Sana sering menggerutu sebab ada yang mencuri minuman kesukaannya itu.
Sedatangnya Sana ke rumah panti, dia berderap ke arah taman dan duduk di kursi langganannya. Kiranya hampir dua jam Sana membisu bersama dua lawannya yang terus-menerus merecokinya. Sayangnya, Sana tak menggubris entah ke mana perginya jiwa pemberontak di diri Sana.
"Kak Beruang!" panggil Sheira berteriak menghampiri seorang perempuan berwajah datar yang baru saja pulang.
Tanpa menghiraukan ketergesaan Sheira yang hendak menyusulnya, Marsya bergerak ke lain arah memasuki kamar. Malas meladeni Sheira dan seribu ucapan tak pentingnya.
"Iih! Kak Beruang, tungguin!" pekik Sheira. "Kak tolongin aku, ya?"
Marsya mengerling. Sudah pasti, Sheira mendatanginya karena ada maunya. Selalu begitu. "Nggak," balasnya singkat.
"Kak Lintang diam mulu dari tadi, Kak!" cetus Sheira agak keras. "Aku khawatir Kak Lintang ada masalah, Kakak bantuin, ya? Seenggaknya buat Kak Lintang ngerespon bukan cuma diam aja," lanjut Sheira memohon.
Marsya diam ikut menatap ke arah pandang Sheira menemukan seorang siswi berseragam putih-abu yang duduk termangu bersama Dinda yang mulai kewalahan menghadapinya.
"Iya, Kak?" Sheira menyadarkan.
Dengan terpaksa Marsya berbalik kembali, mendekati dua gadis seusianya. Ditatapnya lama Sana yang benar-benar bagai makhluk tak bernyawa. Hanya embusan napas yang terdengar lirih yang menandakan jika dia masih hidup.
"Lo kenapa?" tanya Marsya.
Hening. Sana tak jua menjawab. Sebelah alis Marsya mencuat naik kebingungan.
"Tuh, Kak! Apa aku bilang? Kak Lintang tiap ditanya diam mulu. Nggak kayak biasanya," adu Sheira.
Dinda menambahkan, "Dia juga nggak nyahut pas diajak ngomong soal Bintang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape From You [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sana tak sadar jika dirinya telah menggali kenangan masa lalunya sendiri. Makin dia bertekad, makin dekat juga kenangan itu menyapa. Sayang, dia terlambat. Kini dia tak bisa mengembalikan waktu, karena sejak awal dia salah...