🌠 • 44 • Permainan Takdir

48 28 11
                                    

“Salahkan takdir yang terlalu kejam pada mereka yang mencari arti dari sebuah kebahagiaan kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Salahkan takdir yang terlalu kejam pada mereka yang mencari arti dari sebuah kebahagiaan kecil.”

🌠

Keadaan panti asuhan kembali layaknya sedia kala. Kejadian mengharukan dahulu sirna seolah tak pernah terjadi. Anak-anak panti beraktivitas seperti biasanya. Tak terkecuali Sana yang mulai membiasakan diri dengan lingkungan. Setiap akhir pekan, teman-temannya akan datang berkunjung ke rumah panti untuk belajar bersama.

"Kak, nanti datang lagi, kan?" tanya seorang anak kecil.

"Iya, minggu depan, ya. Sekalian Kakak kenalin sama adik-adik Kakak," tutur Marri.

"Asyik! Punya teman baru!" sorak Sheira girang.

Marri tersenyum lebar seraya mengusap puncak kepala Sheira gemas. Tingkah Sheira mengingatkan Marri pada adik bungsunya yang kelakuannya sebelas-dua belas dengan Sheira. Berbanding terbalik dengan adik pertamanya yang kalem dan tidak banyak tingkah.

Di antara teman-teman Sana, Sheira paling dekat dengan Marri. Dan, Angkasa masih menjadi orang yang tak disukai kehadirannya oleh Sheira. Padahal Angkasa cukup terkenal di kalangan anak panti seusia Sheira. Tak jarang Angkasa membawakan camilan untuk mereka.

Sheira mendelik terhadap Angkasa. Lantas berlalu ke arah taman belakang yang di isi anak-anak panti.

Sana menghela napas lelah melihat sikap Sheira. Berkali-kali Sana menasihati Sheira, gadis kecil itu enggan mendengarkannya.

"Kita pamit pulang, San." Yasmin berucap berpamitan.

Sana menganggukkan kepala. "Hati-hati di jalan. Makasih buat hari ini."

Marri mendengus. "Santai aja, San. Lagian bosen juga kalau belajar sendiri di rumah. Nggak seru."

"Belajar apaan. Yang ada lo main hp mulu, Mar," cerca Ocha tepat sasaran. "Tadi juga pas Yasmin jelasin, lo malah anteng ngurusin akun gosip lo."

"Sekali doang, Cha. Cuma sekali," sangkal Marri membela.

Mengantisipasi perseteruan antara Marri dan Ocha yang membesar, Yasmin dan Angkasa segera menarik keduanya berjalan menjauhi panti asuhan. Sana geleng-geleng kepala menyaksikan kepergian mereka. Berpikir, bagaimana dirinya bisa tahan berteman dengan Marri dan Ocha di saat keduanya sering bertengkar. Beruntung ada Yasmin dan Angkasa yang mampu melerai pertikaian dua bersahabat itu.

"Lintang," panggil Bu Annisa.

"Kenapa, Bu?" Sana menghentikan langkah ketika hendak memasuki kamar.

Bu Annisa terdiam sesaat. "Bisa ikut Ibu sebentar?"

Tanpa bertanya lebih lanjut, Sana mengangguk sambil melangkah mengikuti sang pemilik panti asuhan. Hingga iris mata Sana bergetar menangkap siluet seorang wanita yang akhir-akhir ini rajin mendatanginya. Si wanita tersenyum kecil menatapnya.

Escape From You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang