“Aku hadir di antara kalian yang ternyata berhubungan. Dan akulah akar penghubung masalah itu. Bodohnya aku baru menyadarinya.”
🌠
"Lo bilang apa aja ke semua orang?"
"Apa maksud lo?"
Gadis itu berdecak. Lengannya terulur menunjukkan layar ponselnya yang menyala. Memamerkan sebuah postingan berisi berita terpanas yang tentunya menggemparkan seluruh warga sekolah SMA Wijaya.
"Maksud lo, gue yang sebarin itu?"
"Kalau bukan lo, siapa lagi?"
"Kenapa harus gue? Nggak ada untungnya buat gue, justru gue malu."
Kedua tangan si gadis mengepal kuat. Pandangan matanya menajam. "Lo nggak usah pura-pura gak tahu! Bisa aja lo ceritain ke cewek genit itu dan dia—"
"Jangan sebut dia gitu! Dia beda sama lo!" seru sang lawan bicara penuh penekanan.
"Gue ngomong sesuai fakta, kok. Dia emang genit ke cowok gue. Eh, gue dengar dia juga mau embat cowok yang udah punya pa—"
"Gue udah peringati lo! Jangan ganggu dia!" tekan si lelaki. Giginya bergemeletuk menahan amarah. Matanya melayangkan tatapan mengintimidasi pada gadis yang menariknya hanya karena berita–entah berasal dari mana–yang menyangkut hubungan keduanya.
Rere meneguk ludah berat. Namun rasa takutnya ia sembunyikan. Balik menatap sinis sang lelaki. Dia tidak boleh sampai merasa terintimidasi oleh tatapan lawannya.
"Ini peringatan terakhir! Sekali lagi lo macam-macam, gue nggak akan segan buat turun tangan!" Si lelaki membalikkan badan, melanjutkan langkah tertundanya. Baru beberapa langkah dia berhenti. Kepalanya tertoleh ke samping sembari berucap, "Kenapa lo nggak curiga sama teman lo? Bukannya lo ke paksa jadi anak buahnya cuma karena dia tahu rahasia lo?"
"Gue bukan anak buah dia!" Sayang lawan bicaranya malah berlalu pergi, seolah enggan mendengarnya. Diliriknya benda pipih canggih digenggaman yang masih menyala. Rahangnya mengetat membaca tiap kata yang tertulis di dalam postingan di laman web SMA Wijaya.
"Yeri," lirihnya pelan. Benarkah gadis itu yang menyebarkannya?
🌠
"Ka, berita itu benar?"
"Wah, jahat lo, Ka! Nggak bilang-bilang lo kalau ada apa-apa sama Kak Rere!"
"Iya! Kita gak di anggap teman lo?"
"Gue sebagai teman sekelas lo kecewa berat!"
"Parah emang lo, Ka! Kalau bukan karena berita itu kita gak akan tahu siapa lo yang sebenarnya! Ya, kan?"
"Iya! Lagian kenapa lo rahasiain, sih, Ka?"
Sesampainya di kelas, Angkasa dihadiahi berbagai pertanyaan seputar postingan sosok anonim di pagi buta seperti hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape From You [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sana tak sadar jika dirinya telah menggali kenangan masa lalunya sendiri. Makin dia bertekad, makin dekat juga kenangan itu menyapa. Sayang, dia terlambat. Kini dia tak bisa mengembalikan waktu, karena sejak awal dia salah...