🌠 • 49 • Tenang Sebelum Badai

35 22 17
                                    

“Ketenangan hidupnya hanya khayalan semu sebelum badai menerpa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ketenangan hidupnya hanya khayalan semu sebelum badai menerpa.”

🌠

"Hai!" Salah satu tangannya terangkat menyapa. Senyumnya terulas lebar.

"Riel? Ngapain di sini?" Sana menautkan alis. "Oh? Yeri? Lo juga?" Sana dibuat bingung dengan kedatangan dua temannya.

"Mau tepatin janji gue," ujar Riel ringan. "Sheira nya ada, kan?"

"Janji?" ulang Sana. Tersadar, Sana melepas tawa kecil. "Nggak perlu segitunya, kali. Masuk aja, Sheira ada di dalam." Sana berjalan memimpin.

"Kak Riel!" Sheira memekik girang. Lantas berlari cepat ke arah Riel.

Riel mengelus puncak kepala Sheira gemas. "Kamu baik-baik aja, kan? Nggak bikin masalah? Awas kalau kamu nakal, Kakak nggak akan mau ketemu kamu lagi," sahut Riel.

Sheira menggelengkan kepala. "Aku nggak bikin masalah, kok."

"Bohong, kemarin aja kamu nggak nurut sama Kakak," singguh Sana mengadu.

"Kak Lintang," panggil Sheira merajuk. "Aku udah minta maaf soal kemarin. Nggak akan aku ulangin lagi."

Riel mengekeh kecil. "Nah, Sheira, kenalin ini Kak Yeri," kata Riel memperkenalkan gadis di sampingnya.

Sejenak terisi kekosongan. Sheira menyoroti penampilan Yeri. Wajah cantik dan menenangkan Yeri membuat Sheira terpaku sekian detik, terutama bibir yang memajang senyum tipis.

"Hai, nama Kakak Yeri. Nama kamu Sheira, ya?" Suara lembut Yeri menyapa. "Kakak sering dengar kamu dari Kak Riel sama Kak Sana."

"Kakak siapanya Kak Riel?" Pertanyaan Sheira memicu kesunyian. "Pasti pacarnya Kakak Riel, kan?" tebak Sheira tersenyum menggoda.

Sana bernapas lega. Sana sempat cemas Sheira akan memperlakukan Yeri dengan kurang baik.

"Kamu mau ikut Kakak jalan-jalan nggak?" Riel bertanya mengalihkan perhatian.

"Kak Lintang juga ikut?" Sheira bersorak bahagia begitu Riel menganggukkan kepala. "Aku siap-siap dulu, ya, Kak! Jangan ditinggalin!" peringat Sheira bergegas menuju kamarnya.

Riel tertawa kecil begitu pula sang kekasih. Yeri merasa sedang melihat Sana versi mini. Menggemaskan, pikirnya.

"Kayaknya gue nggak—"

"Lo tenang aja, San. Gue nggak bilang ke Gara," sela Riel memotong, menyadari kekhawatiran Sana. "Lagian, Yeri juga ikut. Gue ke sini emang mau ajak kalian jalan doang. Nggak ada maksud lain."

Beberapa saat Sana berpikir lalu mengangguk setuju. "Oke, gue ikut. Lain kali gue nggak bakalan mau," tegas Sana menekankan.

🌠

Escape From You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang