“Benar, aku orang ketiga dalam hubungan kalian. Tetapi siapa sangka kamu berpaling padaku, si orang ketiga? Dan meninggalkan gadis itu tanpa sepatah kata pamit.”
🌠
Kakinya melangkah ringan menyusuri koridor yang sepi. Dia terkesiap ditarik seorang lelaki yang notabenenya merupakan teman sebangkunya. Sampai di sebuah ruangan salah satu ekstrakurikuler yang terletak tak jauh dari tangga, matanya menjelajah sekitar. Marri, Ocha bahkan Yasmin berada di sana. Berdiri mengelilinginya.
"Masih berani lo jalan kaki sendirian?"
"Sana, lo kalau mau mati jangan di sini!"
"Lo nggak mungkin kayak gitu, kan, San?"
"Gue rasa tujuan lo emang ini, deh."
"Atau jangan-jangan kalian udah saling suka? Sejak pertemuan pertama?!"
"Jangan bicara yang enggak-enggak, Mar."
"Aduh, kalian ini ngomong apaan, sih? Gagal paham nih gue," sanggah Sana. Tiga perempuan di sana terus mengoceh tentang hal yang tidak di mengertinya sedangkan satu-satunya lelaki di antara mereka menarik napas berulang kali. "Ka, mereka kenapa? Kurang obat atau kelebihan obat?"
Angkasa menoleh. "Lo nggak lihat grup?"
Gelengan polos Sana terlihat. "Kenapa? Ada hal penting?"
"Penting banget!" seru Marri diikuti anggukkan kepala ketiga temannya.
Kening Sana tertaut heran. Sepenting apa sampai mereka menariknya kemari?
"Nih, lo lihat sendiri!"
Sana menerima uluran handphone Marri. Selesai membaca berita yang di yakininya tengah menyebar di kalangan warga sekolah SMA Wijaya, utamanya para siswi.
"Bisa lo jelaskan apa maksudnya, Sana?"
Sana meneguk ludah bak kerikil kecil bertumpukan di kerongkongan. "Nggak ada yang perlu dijelasin, Mar. Lagian mereka kurang kerjaan banget bikin berita nggak berbukti!" tukasnya menyangkal keras.
Marri manggut-manggut. "Udah gue duga, lo bakal bilang gitu!" Lengannya menengadah. "Ocha."
Dipanggil namanya, Ocha menaruh sebuah foto yang di jadikan mereka bukti atas kebenaran di balik berita unggahan anonim di grup angkatannya. Otomatis postingan itu menyeruak cepat, menyerukan berbagai ungkapan, kebencian lah yang lebih dominan. Tentu saja, siapa yang menyangka jika seorang Gavariel Januar memiliki hubungan di belakang Yeri Zevita, sang kekasih. Parahnya lagi, sosok orang ketiganya adalah Isyana Lintang Azzahra, adik kelas yang berstatus sebagai target buruan Gara.
"Masih mau menyangkal?"
Sana mendesah kecil. Matanya terpejam sesaat. Ditatapnya lekat foto yang menampilkan figur dirinya dan Riel sedang duduk seraya melempar senyum satu sama lain. Hah! Sana tidak habis pikir, apa itu membuktikan mereka ada hubungan? Jika iya, kapasitas otak mereka perlu diperbaiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape From You [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sana tak sadar jika dirinya telah menggali kenangan masa lalunya sendiri. Makin dia bertekad, makin dekat juga kenangan itu menyapa. Sayang, dia terlambat. Kini dia tak bisa mengembalikan waktu, karena sejak awal dia salah...