SERENDIPITY - 46

4.8K 706 24
                                    

Sada masih tertidur pulas saat merasakan sesuatu yang dingin di pipinya. Pelakunya tentu saja Satya yang membangunkan sang istri.

"Sada, bangun yuk, sudah mau jam 6 ini, katanya ada meeting pagi ini?" ujar Satya dengan lembut. Benar-benar setelah menikah dengan Sada, Satya berusaha untuk menurunkan nada suaranya yang selalu keras, walaupun pembawaan lelaki itu tetap tegas tentu saja.

"Hmm." Sada hanya menjawab dengan gumaman pelan tetapi matanya masih terpejam.

"Ini baju kamu mana yang mau dipakai? Biar saya setrika sekalian," ucap Satya.

"Yang di lemari," jawab Sada dengan suara seraknya.

"Iya tahu, tapi baju yang mana? Bangun dulu sini, pilih bajunya," ucap Satya.

Sada perlahan membuka matanya lalu menatap kosong dinding kamar mereka.

"Sada, kenapa jadi melamun?" Tanya Satya setelah satu menit hening.

"Lagi ngumpulin rasa rajin dulu, kak," jawab Sada membuat Satya tertawa. Sada kemudian beranjak bangun lalu mencepol asal rambutnya.

"Alhamdulillahil ladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyur," ucap Satya membaca doa bangun tidur.

"Aamiin," ucap Sada sambil menyapukan kedua tangannya ke wajah.

"Ini baju kamu jadinya mau pakai yang mana?" Tanya Satya membuka lemari pakaian mereka.

"Ada tuh one set aku kemeja sama celananya, aku pakai yang itu aja. Oh iya kak, sama iPad aku sekalian di charge, semalam lupa aku charge," jawab Sada kemudian dia meregangkan ototnya. Sada selalu saja lupa mencharge iPad atau ponselnya, dan setelah mereka menikah, jika melihat kedua benda penting Sada itu baterainya sudah merah maka Satya akan langsung mencharge nya.

"Udah saya charge dari tadi. Sana kamu mandi," ucap Satya. Sada terkekeh.

"Kebalik gak sih kita? Harusnya kan aku yang layanin kamu, kak," ujar Sada.

"Memangnya saya gak boleh melayani istri saya? Badan kamu juga kan lagi sakit karena datang bulan, katanya sakitnya setara dengan orang yang terkena serangan jantung," ucap Satya.

"Rajin banget sih baca artikel," ucap Sada lalu dia segera ke kamar mandi. Jika banyak mengobrol dengan Satya, bisa-bisa pagi ini dia telat menghadiri meeting.

Butuh waktu 10 menit bagi Sada untuk mandi, setelah selesai mandi bersamaan dengan Satya yang baru saja selesai menyetrika pakaian Sada dan kini beralih menyetrika seragamnya.

"Pinggangnya masih nyeri gak? Kalau masih biar saya yang antar kamu ke kantor," tanya Satya saat Sada melintas dihadapannya.

"Udah mendingan. Emang kak Wira gak kerja sampai mau anterin aku?"

"Kerja, tapi kalau kamu nyetirnya gak nyaman kan kasihan kamunya malah capek," ucap Satya.

"Enggak kok, aku udah baik-baik aja," jawab Sada kemudian dia mengambil pakaiannya yang sudah selesai disetrika dan segera bersiap-siap.

"Kak! Kunci mobilnya mana?" Tanya Sada yang tidak menemukan keberadaan kunci mobilnya sedangkan jam sudah menunjukkan hampir pukul 7 pagi.

"Udah di mobil, tadi saya panasin mobilnya," jawab Satya yang masih menyetrika.

"Makasih ya kak, aku berangkat dulu," ucap Sada lalu duduk di sebelah Satya dan mengulurkan tangannya.

"Sini saya antar ke depan."

Satya beranjak keluar untuk mengantar Sada, jika hari-hari biasanya Sada yang akan melepas Satya bekerja, tetapi hari ini pengecualian.

Satya membukakan pintu mobil untuk Sada dan melindungi kepala istrinya.

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang