Resepsi pernikahan Raina dan Aries digelar di salah satu Ballroom hotel terbesar di Medan. Tamu undangan yang berdatangan membuat Sada yang duduk di pojok ruangan menatap takjub. Bagaimana tidak, setelah acara adat kemarin, resepsinya tidak kalah ramai.
"Ramai ya, mbak?" Lula yang duduk di sebelah Sada membuka suara. Sada tersenyum.
"Ramai banget," jawab Sada.
"Keluarga kita tuh emang gini, Mbak. Maunya hajatan yang mereka buat itu meriah kayak pesta rakyat," jelas Lula.
"Kenapa gitu?" Sada menolehkan kepalanya pada Lula.
"Yang aku tahu, Opung Doli ingin menebus rasa bersalahnya karena dulu gak bisa bikin acara yang meriah untuk anak-anaknya, makanya sekarang kalau hajatan cucu-cucunya maunya digelar besar-besaran seperti ini," jawab Lula.
Sada hanya mengangguk paham. Setiap keluarga pasti memiliki ceritanya masing-masing. Mungkin saat itu keluarga Opung Doli tidak sesukses sekarang. Sada tidak tahu perjuangan apa dan ujian apa yang dulu telah dilalui keluarga Opung Doli, akan tetapi melihat keluarga besar itu selalu penuh dengan limpahan kasih sayang, didikan Opung Doli dan Opung Boru tidak perlu diragukan lagi.
"Ibuuu!"
Zara berlarian menghampiri Sada dengan permen cokelat ditangannya. Sada tersenyum, juga Lula yang selalu gemas dengan Zara.
"Loh? Kok makan permen? Zara kan belum makan siang," ucap Sada lalu mengeluarkan tisu basah dari dalam tasnya dan membersihkan bibir Zara. Zara tertawa karena ketahuan makan permen.
"Tadi Ala minta punya kakak Anna," jawab Zara.
"Makan permennya lain kali dikit aja ya? Kalau selalu makan permen nanti giginya Zara rusak, terus bisa sakit gigi. Gak mau sakit kan?"
"Gak mau. Maafin Ala ya, Ibu," ucap Zara lalu memeluk Sada yang duduk di kursi. Sada balas memeluk Zara. Lula yang melihat itu tersenyum, tak menyangka kedekatan Zara dan Sada sudah seperti Ibu dan anak kandung, apalagi melihat bagaimana tulusnya Sada yang menyayangi Zara.
"It's okay sayang. Ibu ambilkan makanan ya?" ujar Sada lalu melepas pelukannya dan Zara. Zara menganggukkan kepalanya dengan patuh.
"Yuk sini Ala sama Onty Lula," ucap Lula.
"Tapi Ibu suapin Ala ya?"
"Iya, Ibu yang suapin."
"Ih udah gede masih manja," ejek Lula. Zara berpindah di sebelah Lula kemudian Lula memangku Zara dan memeluknya.
"Ala masih kecil kok, kan belum ada adiknya," jawab Zara membuat Lula tertawa lalu mencium puncak kepala Zara.
"Titip Zara sebentar ya, La," ucap Sada kemudian pamit untuk mengambil makanan.
Sada mengambil piring sambil memindai berbagai makanan yang tertata di prasmanan.
"Dicariin dari tadi."
Sada menoleh dan mendapati Satya yang sudah berdiri di belakangnya.
"Aku duduk bareng Lula di sana," jawab Sada menunjuk tempat duduknya.
"Kamu belum makan?"
"Aku udah kok, ini buat Zara, tadi aku ajak makan malah mau main dulu. Kak Wira belum makan?" Sada balik bertanya.
"Belum," jawab Satya dengan singkat lalu dia mengambil piring kosong.
"Saya biar makannya berdua Zara saja, takutnya dia gak habis makannya," ucap Satya saat Sada hendak menyendok nasi di piringnya.
"Yaudah kalau gitu kak Wira yang suapin Zara ya," jawab Sada lalu mengembalikan piring kosong ditangannya.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romance[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...