SERENDIPITY - 47

4.6K 718 36
                                    

Memasuki bulan keempat pernikahannya, Sada sudah mulai bisa menyesuaikan waktu antara pekerjaan, rumah, dan juga giat di kesatuan. Bahkan Sada sudah akrab dengan para ibu-ibu. Sikap Sada yang ramah dan senang mengobrol dengan siapa saja membuat istri dari Satya itu terkenal. Walaupun tentu saja untuk semua itu beberapa bulan belakangan Sada butuh adaptasi yang menguras energinya.

Sada bersyukur berada di lingkungan yang baik dan bertemu dengan orang-orang yang juga baik luar biasa. Raina bahkan sampai merasa iri karena sejauh ini belum ada yang tampak julid pada Sada.

"Gue tuh ya selalu jadi sasaran empuk, mungkin karena barang gue branded, tapi gimana dong kalau cuma itu yang ada? Lagian kalau orang yang gak ngerti fashion kan pasti gak akan ngeh. Gue gak pernah pamer ke sosial media setelah nikah, paling cuma up foto baby twins tiap bulan."

Malam itu, Raina kembali dengan sesi curhatnya. Hanya pada Sada Raina menceritakan hal-hal semacam ini, mungkin karena mereka sama-sama istri Abdi Negara.

"Selagi emang gaya lo gak berlebihan ya udah santai aja, toh barang itu juga emang lo belinya dari zaman lo belum nikah kan?"

"Iya. Padahal yang gue bawa juga cuma sebagian kecil dan udah paling murah menurut gue."

Raina menceritakan jika dia kembali menjadi bahan nyinyiran karena memakai kemeja balenciaga.

"Jangan buat diri lo stres, lo lagi hamil. Cukup kemarin aja lo kontraksi dini sampai bikin panik seantero Medan," ucap Sada. Beberapa minggu yang lalu Raina sempat bedrest total karena mengalami kontraksi dini yang jelas saja membuat keluarga besar panik. Untunglah saat ini Raina sudah baik-baik saja.

"Gue udah kurang-kurangin barang branded gue karena Abang juga banyak beliin gue baju. Tapi tetap ada aja yang nyinyir."

"Susah sih Rain, kalau aura mahal tuh mau lo pakai baju obral atau thrift tetap aja dilihatnya mahal, dikirain harganya dua digit," jawab Sada membuat Raina tertawa.

"Yaudah, nanti lanjut lagi ya? Ini kak Wira udah mau pulang, gue mau siapin makan malamnya dulu."

"Oke. Thank u ya Da udah dengerin gue."

"Santai aja. Biar gue juga gak sepi-sepi amat kalau sendirian di rumah."

Setelah sambungan telepon mereka berakhir, Sada bangkit dari tempat tidur untuk menyiapkan makan malam. Saat Sada baru saja selesai memanasi kuah sop, pintu depan terbuka lalu diikuti suara salam dari Satya.

Sada buru-buru keluar untuk menyambut Satya.

"Wa'alaikumsalam, hai suami aku," sapa Sada kemudian mencium punggung tangan suaminya dan Satya mengecup kening Sada.

"Gimana keadaan kamu? Masih sakit?" Tanya Satya. Sejak kemarin Sada merasakan nyeri di perutnya, akan tetapi dia belum juga datang bulan.

Tiga bulan belakangan, jadwal tamu bulanannya sedang berantakan. Saat pertama kali telat seminggu, Sada langsung tespack dan hanya mendapat garis satu. Sejak itu Sada tidak ingin lagi melakukan tespack, dia trauma jika harus kembali kecewa. Apalagi mengingat wajah antusias Satya saat menunggu hasil tespack di depan kamar mandi.

"Udah enggak sih, tapi jadwal aku beneran berantakan deh kak," jawab Sada.

"Nanti periksa saja ke dokter atau mau tespack lagi aja?"

"Gak mau!" Sada menjawab langsung tanpa berpikir.

"Kan kalau belum, kita coba lagi."

"Ntar kalau aku telatnya udah dua minggu deh baru tespack, aku takutnya kayak waktu itu lagi," jawab Sada.

"Ya sudah, kamu masak apa?" Tanya Satya mengganti topik pembicaraan.

"Sop aja, terus sisa lauknya aku beli. Perkedel kentang sama ayam kremes. Gak apa-apa kan?"

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang