Hari sudah beranjak larut malam tetapi Sada belum memejamkan matanya. Besok pernikahannya akan digelar dan perasaan Sada tidak bisa dideskripsikan lagi saking gugupnya. Sada menarik selimut lalu menutupi seluruh tubuhnya.
"Gue butuh tidur, kok malah makin deg-degan?"
Suara ketukan pintu membuat Sada terjaga. Sejak 3 hari yang lalu Sada sudah menginap di hotel tempat acaranya di gelar. Prosesi adat Jawa pun sudah dilaksanakan, 3 sahabatnya juga sudah memberinya kejutan bridal shower.
Sada bergegas bangun lalu mengintip dari celah lubang pintu kemudian membuka pintu kamarnya.
"Ibu kok belum tidur?" Tanya Sada. Ibu tersenyum tipis lalu menyerahkan secangkir teh chamomile untuk Sada.
"Ibu tahu kamu pasti gak bisa tidur," ucap Ibu. Sada menerima cangkir teh yang masih mengepulkan uap tipis lalu mempersilakan Ibu untuk masuk.
Keheningan menyelimuti mereka sejenak hingga Ibu membuka suara.
"Teteh deg-degan ya?"
Sada tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Ibu antara senang dan sedih deh teteh akan menikah," ucap Ibu. Sada menatap Ibu tidak mengerti.
"Kok gitu, Bu?" Tanya Sada. Ibu mengusap puncak kepala Sada dengan sayang.
"Ibu senang karena kamu akan ada yang temenin, akan ada yang dengerin cerita kamu. Ibu sedih karena rumah kita juga bakalan sepi gak ada teteh. Tapi, Ibu harus bisa melepas teteh kan?" Ibu tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku akan tiap hari ngunjungin Ibu, atau aku tinggal sama Ibu aja deh, kak Wira pasti gak apa-apa," ucap Sada penuh tekad. Mau tak mau Ibu tertawa.
"Gak bisa gitu dong, teh. Teteh kan juga punya mertua, gak cuma Ibu dan Papi lagi sekarang," ucap Ibu mengingatkan. Sada terkekeh lalu menyesap teh chamomile nya.
"Bu, makasih ya udah mau jadi Ibunya Sada," ucap Sada tiba-tiba. Saat kehilangan Mami, Sada mengalami kesedihan yang mendalam, juga trauma akan kecelakaan Mami. Lalu Ibu datang di kehidupannya, selalu menemani Sada ke psikolog hingga kondisi Sada mulai membaik. Bagi Sada, Ibu adalah penolong hidupnya.
"Ibu yang terima kasih nak, karena Sada mau menerima Ibu, Sada mau percaya dengan Ibu," ujar Ibu.
"Aku minta maaf karena masih buat Ibu marah, selalu merepotkan Ibu, terus belum bisa buat Ibu bangga. Maaf ya, Ibu," ucap Sada. Ibu terisak pelan.
"Ibu gak pernah merasa repot merawat Sada, bahkan Ibu senang. Ibu belajar banyak hal dari Sada. Dan Ibu selalu bangga atas semua pencapaian Sada, sekecil apapun itu."
Leher Sada tercekat tetapi buru-buru dia menyesap teh chamomile nya lagi. Sada tidak mau menangis di depan Ibunya.
"Walaupun bukan Ibu yang melahirkan Sada, tapi Sada sayang banget sama Ibu, sama seperti Sada sayang ke Mami," ucap Sada.
"Mami kamu sudah melahirkan anak yang sangat baik, dan Wira akan sangat beruntung mendapatkan kamu. Ibu juga sayang sekali dengan Sada."
Keduanya pun berpelukan. Sada tertawa tetapi bersamaan dengan air matanya yang turun.
"Udah, gak usah sedih-sedih lagi, nanti mata teteh sembab, besok udah mau nikah."
Sada menyeka air matanya dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Semoga teteh selalu kuat melewati segala ujian rumah tangga nanti ya, teh. Pernikahan itu ibadah seumur hidup, jadi ujiannya juga seumur hidup."
Sada menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romance[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...