SERENDIPITY - 20

5.3K 853 55
                                    

Kedatangan Sada di Medan disambut dengan antusias oleh Bundanya Satya. Begitu mereka tiba di kediaman orangtua Satya, Bunda langsung memberikan pelukan hangat pada calon menantunya tanpa memedulikan Satya yang berdiri di belakang Sada sambil menggendong Zara yang tertidur.

"Gimana perjalanannya ke Medan? Lancar?" tanya Bunda sambil menuntun Sada untuk masuk.

"Lancar, Bunda," jawab Sada.

Satya hanya menghela napas kemudian memilih untuk beranjak membawa Zara ke kamar gadis kecil itu, disusul oleh Malik dan Ken yang membawakan koper Sada dan Satya.

"Bunda, Mbak Sada tidurnya di kamar mana?" tanya Ken yang hendak menaiki anak tangga untuk ke kamar di lantai dua.

"Di sebelah kamar Zara aja, udah dibereskan kok tadi sama Bi Tili," jawab Bunda lalu kembali berbincang dengan Sada. Ken berbalik, urung menaiki anak tangga dan beranjak ke kamar di sebelah kamar Zara.

Satya meletakkan Zara di kasur dengan pelan agar putrinya itu tidak terbangun setelah itu dia keluar untuk menemui Bunda.

"Gimana acaranya, Bun? Seru?" tanya Satya sambil mencium tangan Bunda.

"Seru dong, tapi nanti kalau kalian nikah harus lebih seru lagi," jawab Bunda.

Satya berdehem canggung sedangkan Sada langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan wajah yang tiba-tiba menghangat.

"Kok malah diam? Kalian gak mau nikah? Zara udah minta adik lho," ucap Bunda menatap Sada dan Satya bergantian.

"Gak usah bahas itu dulu lah, Bun, ini kan pernikahan Aries," jawab Satya.

"Yaudah, kalian pasti capek kan? Sada biar Bunda antar kamu ke kamar, Satya tidur di rumah Opung Boru, ya?"

Ucapan Bunda itu berhasil membuat Satya panik. Satu-satunya yang dia hindari saat ke Medan itu Opung Boru, sekarang dia malah disuruh menginap di rumah Opung Boru.

"Kok ke rumah Opung Boru?"

"Opung Boru yang minta, ajak Ken sama Malik juga sekalian, Arlan udah ke sana duluan tadi," ucap Bunda.

Satya mengangguk patuh, dia mana berani membantah ucapan Bunda? Satya beranjak untuk memanggil Ken dan Malik yang sudah masuk ke kamar tamu, tempat mereka tidur.

"Bunda senang Sada mau ke Medan, semoga Sada betah ya di sini," ucap Bunda sambil mengusap lengan Sada dengan lembut. Sada tersenyum.

"Aku pasti betah Bunda," jawab Sada.

Tak lama kemudian Satya keluar bersama Malik dan Ken yang wajahnya terlihat sekali tertekan. Tujuan mereka menginap di kediaman orang tua Satya kan untuk menghindari Opung Boru, tetapi sepertinya Opung Boru menyadari hal itu.

"Kunci mobil mana, Lik?" tanya Satya meminta kunci mobil Malik.

"Udah gue kasih ke sopir tadi biar dibalikin ke rumah Opung, itu kan mobil Ayah gue," jawab Malik.

Satya beranjak ke dekat kamar Bunda, tempat kunci mobil yang biasa diletakkan dan tidak menemukan kunci mobil Abinya.

"Kunci mobil Abi kok gak ada, Bun? Abi lagi keluar?" tanya Satya dengan kening yang berkerut bingung.

"Abi lagi di rumah Papanya Anya. Kamu naik motor Abi aja, sebentar, Bunda ambilkan kuncinya," ucap Bunda segera bergegas mengambilkan kunci motor Abi. Perasaan Satya mendadak tidak enak, semoga saja motor itu bukan seperti yang dia pikirkan.

"Rumah Opungnya kak Wira jauh dari sini?" tanya Sada mengalihkan pandangan Satya. Satya menggelengkan kepalanya.

"Dekat kok, masih di komplek ini juga, 3 menit naik motor," jelas Satya.

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang