SERENDIPITY - 43

5.3K 737 48
                                    

Menjadi istri seorang Abdi Negara tentu harus siap dengan konsekuensi jika raga suami adalah milik negara. Hal itu tentu saja juga terjadi pada Sada yang suaminya adalah seorang Abdi Negara, apalagi suaminya masuk ke dalam Pasukan Khas TNI AU (telah berubah nama menjadi Kopasgat).

Sehari setelah kembali ke Jakarta, Sada sudah pindah ke rumah dinas suaminya di Jakarta Timur, tepatnya di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma. Zara tidak ikut pindah karena masih bersekolah di dekat rumah orang tua Satya di Jakarta Pusat. Rencananya nanti saat masuk SD Zara baru akan tinggal bersama Sada dan Satya.

Sada sedang sibuk membereskan barang-barangnya dibantu Satya. Besok Satya sudah mulai kembali bekerja, makanya hari ini akan mereka habiskan untuk membereskan rumah dinas Satya. Sada sendiri baru akan kembali bekerja pekan depan. Untunglah Satya tidak mempermasalahkan Sada yang masih ingin bekerja. Hanya saja sebagai syarat, Sada harus pandai mengatur waktunya.

"Ini beneran kamu mau nyetir?" Tanya Satya. Karena jarak dari tempat tinggal Sada dan kantornya memakan waktu 30 menit jika tidak macet, maka Sada memutuskan untuk memberanikan diri menyetir.

Tidak mungkin Satya bisa mengantar jemputnya setiap hari, Sada rencananya ingin naik taksi online saja tetapi selain dilarang Satya, berat di ongkos juga.

"Iya! Kenapa? Takut banget mobilnya lecet," jawab Sada dengan wajah cemberut.

"Bukan gitu, saya malah takut kamu yang kenapa-napa, kalau mobil kan bisa beli lagi," ucap Satya.

"Kalau aku?" Tanya Sada sambil memasang senyum.

"Kenapa kamu?" Satya balik bertanya dengan wajah bingung.

"Kalau mobil kan bisa dibeli lagi, kalau aku?"

"Bisa dicari lagi."

"Kak!"

Satya tertawa melihat wajah kesal Sada. Sada pikir suaminya itu akan seperti lelaki lain yang pasti menjawab, 'kalau kamu ya satu-satunya' atau semacam itulah.

"Saya bercanda."

Sada lupa jika suaminya itu tidak pandai berkata manis, kalaupun berkata manis ya... saat mereka berhubungan suami istri. Sada benar-benar menemukan versi lain dari Satya yang hanya dia yang tahu.

"Oh iya kak, besok aku izin jemput Zara ya? Aku kangen banget sama Zara," ucap Sada.

"Baru juga berapa jam gak ketemu," ujar Satya.

"Ya gimana dong? Zara kan selalu ngangenin," jawab Sada.

"Memangnya besok gak ada giat?"

"Enggak. Giatnya diundur lusa."

"Yaudah, boleh. Tapi ingat, harus hati-hati," ucap Satya. Sada menganggukkan kepalanya lalu beranjak berdiri untuk memasukkan pakaiannya ke dalam lemari.

Saat mereka masih sibuk membersihkan, ponsel Satya berdering. Lelaki itu segera beranjak berdiri begitu melihat siapa yang meneleponnya, hanya sebentar tetapi telepon itu membuat Sada langsung tidak mood.

"Saya ada kerjaan sebentar, nanti pulangnya kita baru ke super market."

"Katanya kerjanya mulai besok?" Sada menatap Satya dengan wajah protes.

"Iya, tapi ini ada masalah urgent, jadi harus saya selesaikan," jelas Satya dengan sabar. Sada menghela napas, dia sudah resmi menjadi istri Abdi Negara, yang siap menerima semua konsekuensi dari pekerjaan suaminya. Saat pengajuan dulu pun juga Sada sudah bersedia saat ditanya tentang konsekuensi itu.

"Oke," jawab Sada dengan pelan.

"Kenapa mukanya gitu?" Tanya Satya mengusap puncak kepala Sada.

"Aku ditinggal sendirian," jawab Sada.

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang