Sada berjalan tergesa memasuki kawasan taman kanak-kanak yang sudah sepi. Dengan cemas, Sada mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Zara. Tetapi nihil.
Sada memilih menyusui kooridor sekolah itu dan langkahnya terhenti di depan kantor guru. Sada mengetuk pintu yang tertutup rapat itu dengan pelan lalu tak lama kemudian seorang wanita muda dengan jilbab berwarna hijau muda muncul.
"Maaf Bu, apa Zara sudah dijemput pulang?" tanya Sada dengan sopan. Wanita muda itu tersenyum ramah.
"Belum Mbak, dia di dalam. Kalau boleh tahu mbak siapa nya?" Wanita muda itu bertanya.
"Saya... Calon Ibu sambungnya Zara. Kata Bunda, Zara belum dijemput sama kak Wira," jelas Sada. Wajah wanita itu terlihat sendu tetapi kemudian dia tersenyum kembali dan membuka pintu lebih lebar lagi.
"Zara, lihat siapa yang datang," ucap wanita itu. Selang beberapa detik kemudian, Zara muncul. Wajahnya langsung berbinar ceria.
"Tante Sada!"
Sada langsung meraih Zara ke dalam dekapannya.
"Yayah telat ya jemputnya?" tanya Sada memperbaiki posisi jilbab kecil Zara. Zara mengangguk.
"Yayah pasti lupa lagi," ucap Zara cemberut.
"Nanti tante usahain jemput Zara terus kalau Bunda lagi gak ada," ucap Sada.
"Beneran tante?"
Sada menganggukkan kepalanya membuat Zara bersorak senang.
"Makasih ya Bu sudah menjaga Zara," ucap Sada.
"Sama-sama mbak."
Sada kemudian pamit untuk pulang bersama Zara.
Sepanjang perjalanan pulang, Sada mendengar celotehan Zara tentang sekolah gadis kecil itu. Rasanya menyenangkan.
"Biasanya kalau Yayah lupa jemput Ala, pasti uncle Satlia yang jemput. Uncle Satlia gak pelnah boong, kalau Yayah selalu lupa padahal udah janji," cerita Zara.
Sada merasa sedikit sesak. Nyatanya, Satria berbohong padanya. Dia tidak kembali lagi untuk bertemu dengan Sada.
"Bunda sama Opa sibuk telus. Ala pengen punya adik kayak temen-temen tapi kata Bunda, Ala halus cali ibu balu. Tante Sada mau gak jadi Ibunya Ala?" Zara menatap Sada dengan wajah polosnya dan hal itu membuat Sada gemas.
Sada mengusap kedua pipi gembul Zara.
"Zara bilang aja sama Yayah, mau gak tante Sada jadi ibunya Zara," jawab Sada. Zara mengangguk dengan riang.
"Nanti Ala bilang sama Yayah," ucap Zara. Sada tersenyum, di sisa perjalanan mereka Sada mendengar Zars bersenandung pelan menyanyikan lagu kasih ibu dengan bahasa cadel nya.
🌻🌻🌻
Sejujurnya Sada tidak terlalu menyukai anak kecil, tetapi Zara memiliki aura tersendiri yang membuat siapapun melihatnya pasti akan langsung tumbuh rasa sayang.
Sada mengamati Zara yang menyantap makan siang nya dengan khidmat, seolah itu makanan paling enak sedunia, padahal hanya sepotong telur dadar dan nasi hangat.
Saat selesai makan, Sada hendak membawa piring makan siang Zara ke dapur.
"Bial Ala aja tante, Ala bisa kok," jawab Zara. Sada mengacak puncak kepala Zara dengan lembut.
"Hati-hati ya," ucap Sada yang diangguki Zara, kemudian dengan langkah santai Zara membawa piringnya ke belakang.
Untunglah hari ini Sada free, jadi dia bisa izin pada mbak Violett untuk datang sedikit terlambat setelah makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romansa[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...