SERENDIPITY - 55

7.4K 798 84
                                    

Sidang hak asuh atas Zara benar-benar menyita perhatian keluarga. Rastika Sinaga atau lebih dikenal dengan 'Bunda Ika' menjadi yang paling sibuk setelah suaminya, Hendro Nasution. Hak asuh Zara jelas harus mereka perjuangkan karena Shena telah menitipkan Zara pada keluarga Nasution. Bunda Ika telah menyerahkan semua dokumen penting yang dibutuhkan saat persidangan pada pengacara keluarga mereka. 

Bunda sedang berada di kamar Zara, mengamati cucunya yang sudah terlelap. Tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala Zara. Wajah Zara begitu mirip dengan Shena saat masih kecil, juga ucapan-ucapan manis Zara yang selalu tidak terduga. Semua itu mengingatkan Bunda pada Shena.

6 tahun yang lalu...

Kandungan Shena memasuki minggu ke 32, akan tetapi gadis itu sudah berada di rumah sakit seminggu belakangan ini karena mengalami kontraksi dini dan harus dalam pantauan dokter.

"Kamu gimana, Shen?"

Shena yang sedang menulis sesuatu menolehkan kepalanya dan mendapati kehadiran Bunda. Shena tersenyum.

"Baik kok, Bunda. Kata Satria, Bunda gak jadi ke sini?"

"Satria kamu percaya, kalau Bunda gak ke sini, kamu sendirian dong? Bunda kan gak tega kalau kamu sendirian," jawab Bunda.

"Ih Satria emang bener-bener ya!" rutuk Shena lalu sebuah tendangan pelan terasa di perutnya, sang anak seolah protes karena Ibunya menyalahkan om kesayangannya.

"Kamu pasti bakalan posesif banget sama Uncle Satria, nak," gumam Shena.

"Terus Ayah dari anak kamu itu sudah ada kabar? Dia mau bertanggung jawab?" Tanya Bunda.

"Sejak awal Shena dijebak, Bun. Sudah pasti lelaki itu gak akan bertanggung jawab," jawab Shena lalu tersenyum getir. Bunda menghela napas.

"Kalau begitu, kita harus memperkuat posisi anak kamu, nak. Bunda gak ingin di kemudian hari, laki-laki itu muncul seolah dia ada hak setelah kejahatan yang dia lakukan sama kamu hingga kamu seperti ini," ujar Bunda dengan tegas.

"Bunda bisa bantu aku kan mengurus hal itu?"

"Tentu saja, begitu anak kamu lahir, kita urus semuanya."

"Tapi Bunda, aku mau hak asuh anak ini ke Bang Satya saja."

"Kok gitu?"

"Aku percaya, Bang Satya bisa jaga anak aku. Aku juga udah bahas ini sama Bang Satya, dan Bang Satya setuju."

"Kan ada kamu sebagai Ibunya, Shen."

"Aku takut aja Bunda kalau aku gak bisa terus sama anakku, setidaknya kalau aku gak ada, dia masih punya Bang Satya."

Shena seolah tahu jika hidupnya tidak akan bertahan lama. Tepat tiga minggu kemudian, Shena harus melahirkan anaknya dengan segera karena mengalami pendarahan hebat. Putrinya lahir di pagi hari yang indah, akan tetapi keesokan harinya Shena pergi. Setidaknya dia sempat memberi nama dan mendekap putrinya sesaat sebelum di bawa ke NICU karena lahir prematur.

Raisha Azzahra, pemimpin yang cemerlang. Nama yang disematkan Shena untuk putrinya.

Bunda tentu saja sedih atas kepergian Shena, ditambah lagi saat itu Zara harus berada di NICU selama satu bulan.

"Bisa-bisanya kamu, Shen. Kamu meninggalkan anak yang harus Bunda urus. Setidaknya urus sendiri anakmu, kenapa malah pergi?"

Itu adalah ucapan pertama Bunda saat Zara telah keluar dari NICU dan sudah diperbolehkan pulang.

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang