SERENDIPITY - 32

4.2K 802 102
                                    

Tiga hari telah berlalu sejak pertengkaran Sada dan Satya. Malam ini Sada akan menangani event, akan tetapi dampak dari masalah ini membuat moodnya tidak bisa diajak kompromi. Sada belum menceritakan masalah ini pada siapapun. Satya juga benar-benar menuruti permintaan Sada untuk tidak menemuinya, bahkan menghubunginya saja tidak.

"Teteh?"

Sada yang sedang menatap kosong sarapannya perlahan mendongak pada Ibunya.

"Kok malah melamun? Sarapannya dihabisin," ucap Ibu. Sada mengangguk singkat lalu mulai menyantap roti bakarnya walaupun enggan.

"Teteh berantem sama Wira?"

Pertanyaan Ibu membuat Sada tersedak. Sada terbatuk pelan lalu meraih air putih di dekatnya dan meneguknya hingga tersisa setengah.

"Jadi bener berantem?" Tanya Ibu lagi memastikan. Sada mengangguk, tidak ada gunanya dia berbohong. Tetapi Sada memilih untuk tidak menceritakan penyebab pertengkaran mereka.

"Pertengkaran menjelang pernikahan itu wajar, kalau kita ingin menikah setan akan gencar agar manusia tidak menikah karena setan membenci pernikahan. Beda kalau cerai, akan lebih mudah karena setan suka dengan perceraian," ucap Ibu memulai nasihatnya.

"Seberat apapun masalah kalian, kalau memang perasaan kalian kuat pasti bisa dilewati. Yang penting kalian tidak mendiamkan masalah terlalu lama, gak sehat untuk hubungan. Semoga masalah kalian cepat selesai ya," ujar Ibu. Sada tersenyum tipis dengan mata berkaca-kaca.

Entah sudah berapa kali dia menangis karena masalah ini.

"Makasih ya Bu, maaf Sada gak bisa cerita banyak tentang masalah ini," ucap Sada.

"Gak masalah, nak. Itu hak teteh mau cerita atau enggak. Ibu gak akan memaksa. Tapi Ibu harap, hubungan kalian akan tetap baik-baik saja" jawab Ibu. Sada hanya tersenyum, dalam hatinya Sada pun tidak tahu apakah hubungan mereka ini bisa bertahan?

Selesai sarapan, Sada beranjak kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap kerja. Sada masih harus mengecek persiapan event yang dia tangani hari ini, memastikan semuanya berjalan lancar sesuai permintaan kliennya.

Saat hendak memesan taksi online, Sada menghentikan gerakannya.

"Jangan coba-coba naik taksi online."

Sada menghela napas, bahkan apapun yang dia lakukan kenangannya dengan Satya selalu bangkit. Sada mengurungkan niatnya untuk memesan taksi online, dia beralih pada ruang obrolan whatsapp meminta tolong untuk dijemput.

Setelah siap-siap, Sada pamit pada Ibunya untuk berangkat kerja.

"Naik apa perginya? Mau diantar Pak Malik aja?" Tanya Ibu.

"Gak usah, Bu. Aku udah minta tolong Raina buat jemput, dia udah di depan," ucap Sada kemudian beranjak pergi.

Ibu menatap kepergian Sada, setelah memastikan putrinya telah benar-benar pergi, Ibu mengambil ponselnya.

Nak Wira, Teteh perginya bareng Raina.

Setelah mengirim pesan itu, Ibu kembali meletakkan ponselnya.

🌻🌻🌻

Perasaan Sada benar-benar tidak enak, tetapi dia harus tetap mengawasi event yang sekarang sedang berlangsung.

"Lo gak mau makan dulu?" Tanya Raina menghampiri Sada. Sada menggelengkan kepalanya.

"Lo aja, gue belum lapar," jawab Sada. Terakhir kali dia makan tadi pagi, itupun hanya setangkup roti bakar.

Raina menghela napas, dia yakin hubungan Sada dan Satya sedang tidak baik-baik saja walaupun Raina tidak tahu masalahnya apa.

"Kalau lo capek istirahat aja ya," ucap Raina lalu meninggalkan Sada. Sada mengangguk.

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang