Tubuh Sada perlahan melemah begitu dokter pergi dari hadapannya setelah menjelaskan kondisi Satya. Raina yang berdiri di sebelah Sada tentu saja langsung bergerak untuk menopang tubuh Sada.
"Sada! Kenapa?" Tanya Raina dengan panik. Sada menggelengkan kepala.
"Gue lega aja kak Wira gak kenapa-napa," jawab Sada. Seluruh bebannya seperti terangkat saat dokter mengatakan Satya dalam kondisi yang baik, hanya luka kecil karena pecahan kaca dan benturan ringan di kepalanya yang setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan cedera serius.
"Lo mau jenguk Bang Satya?" Tanya Raina sambil membantu Sada untuk duduk di kursi. Sada menggelengkan kepalanya.
"Nanti dulu. Gue mau tenangin diri bentar," ucap Sada.
Ponsel Sada berdering membuat Sada segera merogoh benda pipih yang sedari tadi diabaikannya itu. Ada panggilan telepon dari Melody.
"Teteh di mana? Aku pulang teteh gak ada, mobil juga gak ada."
"Di Rumah Sakit."
"Teteh kecelakaan? Terus sekarang kondisi Teteh gimana?"
"Bukan Teteh, Dy. Kak Wira kecelakaan. Besok kamu ke sini ya, bawain pakaian ganti, skincare, dan lain-lainnya, sekalian juga ambil mobil Ibu," ucap Sada.
"Iya. Eh tunggu! Teteh nyetir?!"
"Iya! Udah besok aja ceritanya, ini Teteh mau jenguk kak Wira dulu. Kunci rumah teteh titip di rumah depan."
Setelah mengucapkan itu, Sada memutuskan sambungan telepon. Saat Sada kembali memasukkan ponselnya, Aries datang bersama pihak kepolisian.
"Gimana kondisi Satya?" Tanya Aries.
"Luka ringan, Bang. Ada benturan ringan juga tapi udah diperiksa gak ada cedera," jawab Sada. Aries hanya mengangguk singkat lalu beranjak ke kamar inap Satya bersama pihak kepolisian.
"Gue curiga ini tuh ada kaitannya sama.. siapa lagi tuh namanya? Aduh kok gue jadi ketularan Papa Hadi gak inget nama orang. Siapa sih namanya?"
"Lydia?"
"Nah iya! Si Lydia. Gue yakin banget. Soalnya gue pernah nemu type yang obsesi kayak Lydia ini, yang menyingkirkan orang lain hanya karena cinta. Bisa aja kan Bang Satya nolak dia terus dia nekat celakain Bang Satya," ucap Raina menggebu.
"Tapi masa sih dia sampai melewati batas gitu?"
"Yaampun, Da, kalau udah obsesi tuh apapun deh akan dilakuin buat orang yang dia cinta. Pernah kejadian di sepupu gue, dia ditabrak sama mantan pacar suaminya. Gila kan?"
Sada tidak habis pikir pada orang-orang yang seperti itu.
"Da."
"Apa?"
"Temenin gue makan yuk, laper," ajak Raina. Kening Sada berkerut.
"Bukannya tadi pulang kantor lo udah makan?"
"Tapi gue lapar lagi," ucap Raina. Sada menghela napas.
"Laperan lo ya sekarang," ujar Sada kemudian mengikuti langkah Raina menuju kantin Rumah Sakit.
"Isi tenaga," ucap Raina. Sada menatap Raina dengan bingung.
"Buat apa?" Tanya Sada.
"Nanti kalau udah nikah sama Bang Satya, lo paham kok," jawab Raina sambil memainkan kedua alisnya. Sada terdiam sejenak lalu dia berteriak begitu paham dengan ucapan sahabatnya itu.
"RAINA! IH!"
Raina tertawa keras sedangkan Sada menatap Raina dengan ekspresi kesal.
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romansa[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...