Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tadi Satya mengabarinya jika sedang dalam perjalanan pulang setelah upacara tadi siang. Zara sudah tidur sejak sejam yang lalu walaupun jelas harus drama karena ingin menunggu Yayahnya pulang. Sada menolak dengan tegas karena saat itu dia belum tahu Satya akan pulang jam berapa.
Begitu deru mobil terdengar, Sada beranjak bangun lalu bersembunyi di balik pintu dengan sebelah tangan yang melindungi perutnya dan sebelahnya lagi memegang bouquet yang dipesannya tadi siang.
Tak lama, pintu kamar terbuka dengan pelan. Sada segera keluar dari persembunyiannya.
"Surprise!"
Satya yang melihat Sada tiba-tiba muncul tentu saja terkejut.
"Iseng banget ngagetin saya," ucap Satya. Sada tertawa dan mengikuti langkah Satya yang menyimpan tas nya di rak.
"Aku punya bouquet lho buat kamu, kok gak ada ekspresi apa-apa?" Tanya Sada sambil memperlihatkan bouquet cokelatnya.
Satya tersenyum lalu menerima bouquet itu.
"Makasih ya," ujar Satya kemudian mengecup kening Sada.
"Suka gak?" Tanya Sada.
"Suka lah, saya selalu suka apapun yang kamu berikan," jawab Satya.
"Kamu sehari aja gak keren bisa gak sih kak? Aku kaget instragram ku ramai, taunya ada bapak kapten yang lagi viral," ucap Sada.
"Saya gak keren," ujar Satya.
"Masa sih? Bagi aku kamu keren, cakep, terus..." Sada berpikir sejenak.
"Terus apa?" Tanya Satya.
"Galak." Sada menjawab dengan wajah tanpa bersalah dan tanpa beban. Satya hanya menarik pelan hidung Sada.
"Oh iya, saya belikan kamu soto betawi, tadi saya minta tolong Mbok Pia biar dipanasin," ucap Satya.
"Beneran? Baik banget sih kamu, kak. Makasih ya," ucap Sada lalu memeluk pinggang Satya. Satya mengusap belakang kepala Sada.
"Gak usah nangis lagi," peringat Satya. Sada memukul pelan lengan Satya, padahal sedikit lagi air matanya akan keluar.
"Ih kak wir nih, air mataku naik lagi kan jadinya," ujar Sada.
"Lagian apa sih yang gak ditangisin? Nangis terus kamu deh kayaknya," ucap Satya.
"Ya gimana aku seneng kamu baik, sayang istrinya, sayang anak-anaknya," jawab Sada. Satya melepas pelukan mereka.
"Yaudah yuk, saya temani makan di bawah," ajak Satya. Untung saja tadi sebelum pulang Satya mandi dan berganti pakaian lebih dulu sehingga dia tidak perlu bersih-bersih lagi begitu tiba di rumah Bunda.
Satya menggenggam tangan Sada, membantunya untuk menuruni anak tangga pelan-pelan.
"Terus gimana adik bayi? Katanya tadi udah nendang?" Tanya Satya mengelus singkat perut Sada.
"Iya, pas banget kamu manuver tadi. Kayak ada yang gelitikin gitu di perut bawah aku," jelas Sada dengan antusias.
"Kamu gimana perasaannya?"
"Aku happy lah."
Satya tersenyum tipis.
Saat mereka tiba di ruang makan, rupanya ada Bunda dan Abi juga yang sedang menikmati soto betawi yang dibawa Satya.
"Eh anak cantik Bunda, sini sayang duduk sebelah Bunda," ucap Bunda menepuk kursi kosong di sampingnya. Satya dengan sigap menarik kursi agar Sada bisa duduk.
"Aku pikir Bunda udah tidur tadi," ucap Sada lalu mengambil sendok dan garpu.
"Emang udah, tapi Bunda dibangunin Abi, katanya Satya bawa soto betawi. Bunda gak nolak lah kalau makanan," jawab Bunda. Sada tertawa lalu mulai menyantap soto betawi yang tadi disajikan Mbok Pia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romance[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...