Jika ada Sadam, Sada seperti merasa hidup di sebuah dongeng. Bahagia. Satu kata yang mewakili perasaan Sada saat ini. Sadam selalu menuruti kemauan Sada, dia juga tidak protes jika Sada minta diantar ke suatu tempat, bahkan ke salon sekalipun.
"Teteh belum kasihtau Papi tentang cowok itu?" tanya Sadam saat mereka sedang menunggu pesanan makanan di salah satu restoran mall.
"Hm? Yang mana?" tanya Sada dengan wajah bingung. Sadam menghela napas.
"Emang cowok teteh berapa sih?"
"Satu, tapi dia udah--"
Gagal fokus. Sada malah mengingat Satria, padahal yang dimaksud Sadam pasti Satya.
"Oohh yang di Bandara itu? Belum, dia gak penting juga," jawab Sada berusaha santai. Sadam mengangkat sebelah alisnya.
"Katanya dia pacar teteh?" Wajah Sadam kentara sekali kebingungan. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan kakaknya.
"Panjang ceritanya, nanti aja kalau udah siap, teteh ceritain," ucap Sada. Dia memang belum menceritakan pada siapapun tentang Satria pada keluarganya, kecuali Ibunya.
Sahabatnya yang tahu juga kemarin hanya Raina, walaupun setelah Satria meninggal, Meta dan Oliv jadi tahu semuanya. Sada memang tidak biasa mengumbar hubungannya pada orang lain.
Sadam hanya mengangguk, dia tidak memaksa Sada untuk bercerita. Sejak dulu, kakaknya itu memang selalu menyimpan perasaannya sendiri.
"Habis ini mau ke mana lagi?" tanya Sadam.
"Ke Sephora ya? Mau lihat lipstik," jawab Sada memasang cengirannya. Sadam mendengus, padahal lipstik Sada sudah banyak di meja riasnya.
Perempuan dan kebiasaan make up nya yang sudah mendarah daging.
🌻🌻🌻
Malam tahun baru kali ini, keluarga Sada mengadakan acara kecil-kecilan di belakang rumah. Tadi sore juga Sada dan Ody sudah membeli bahan makanan yang akan mereka santap malam ini.
Sada dan Ody memilih bermain kembang api sambil tertawa senang. Jarang-jarang keluarganya berkumpul lengkap seperti sekarang mengingat kesibukan Papinya selama ini, apalagi sejak Sada melanjutkan studi di Paris dan Sadam melanjutkan sekolahnya di Taruna Nusantara setelah lulus SMP, jadilah mereka jarang punya quality time keluarga.
"Teteh, Adek, sini udah siap nih makanannya," panggil Ibu begitu kembang api mereka padam.
Sada dan Ody segera mendekat dengan wajah riang.
"Seru kali ya kalau tahun depan Papi udah ada menantu," ucap Papi sambil memotong ayam bakar yang masih mengepulkan uap.
"Doa'in aja atuh Pi biar si teteh bisa segera didekatkan jodohnya," sahut Ibu yang sedang menyendok nasi untuk Sadam.
"Selalu Papi doakan di setiap sujud Papi kok," jawab Papi.
"Ody request doa boleh gak Pi?" tanya Ody. Papi menatap Ody.
"Doain Ody biar bisa ketemu sama Hyun Bin dong, Pi," ucap Ody.
"Sada juga mau request doa Pi, bisa ketemu sama Hwang In Heop, ya Pi?" Sada tersenyum lebar.
"Kalau itu mah gak akan Papi doain," jawab Papi.
"Kalau gitu sama Ibu aja, biasanya doa Ibu yang lebih ijabah-able, bisa kan Ibu doain?" Sada menoleh pada Ibunya. Ody mengangguk penuh harap.
"Kalian ini ada-ada saja, Teteh kalau udah dapet jodoh baru ibu doain ketemu Hwang In Yeop, Adek belajar yang bener dulu baru ketemu Hyun Bin," jawab Ibu membuat kedua gadis itu mendesah kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romance[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...