Pada trimester pertama, seperti pada kehamilan pada umumnya Sada mengalami morning sickness. Selain itu juga Sada menjadi lebih sensitif dengan mengeluarkan semua emosinya lewat menangis, walaupun kadang hanya dalam hitungan detik moodnya akan berubah lagi. Dan tentu saja ngidam yang sering membuat Satya kelimpungan. Sada kalau sudah ngidam lalu tidak terpenuhi saat itu juga dia bisa kepikiran dan berujung menangis.
Pukul 2 pagi, Sada merasakan kandung kemihnya penuh. Dengan gerakan pelan Sada melepas pelukan Satya dipinggangnya lalu bergegas menuju kamar mandi. Baru saja akan keluar, Sada merasa mual sehingga dia kembali masuk ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Satya keluar dari kamarnya dan mendapati Sada yang sedang membungkukkan badannya.
"Kenapa gak bangunin saya?"
Satya menerobos masuk lalu memijit tengkuk Sada.
"Niatannya aku mau pipis doang, tapi gak tau tiba-tiba mual," jelas Sada lalu dia berkumur dan mencuci wajahnya.
"Gak biasanya kamu mual jam segini," ucap Satya.
Sada menunduk lagi karena kembali merasa mual, Satya dengan sigap terus memijit pelan tengkuk Sada. Wajahnya tentu saja tersirat ekspresi khawatir.
"Udah enakan?" Tanya Satya setelah Sada berkumur. Sada menganggukkan kepalanya lalu mereka keluar. Satya membantu memegang Sada lalu mendudukkannya di sofa.
"Saya ambilkan air hangat dulu," ucap Satya beranjak menuju dapur dan kembali dengan membawa segelas air hangat dan memberikannya pada Sada. Sada meminumnya beberapa teguk lalu menyerahkannya pada Satya.
"Gimana perasaan kamu?"
"Udah better sih, tapi aku laper," ucap Sada menatap Satya.
"Yaudah saya ambilkan makanan dulu kalau begitu," ujar Satya hendak berdiri dari tempatnya. Sada menahan langkah Satya.
"Gak mau makanan di dapur, kak. Aku maunya ketoprak," ucap Sada.
"Hah? Ini jam dua pagi lho, Sada."
"Ya gimana? Aku pengen banget," ujar Sada.
"Besok aja ya?"
"Kalau besok aku udah gak mau lagi. Ketoprak, please." Sada menatap Satya dengan sorot penuh harap.
"Oke."
"Tapi aku mau ikut."
"Gak usah, kamu tunggu saja di sini."
"Nanti kamunya lama, belum lagi cari ketopraknya terus balik ke sini. Sekalian juga kita keliling-keliling naik mobil," ucap Sada. Satya menghela napas.
"Saya ambil jaket sama kunci mobil dulu," ujar Satya.
Tak lama kemudian Satya sudah membawa jaket, selimut, dan kunci mobil.
"Sini pakai jaket dulu," ucap Satya. Sada beranjak berdiri kemudian Satya memakaikan jaket miliknya yang kebesaran di tubuh Sada.
"Kenapa pakai jaket? Kan naik mobil kita," tanya Sada.
"Udara malam tuh dingin. Nurut kalau di kasih tau," jawab Satya.
"Iyaa. Kamu gak usah marah gitu dong."
"Saya gak marah. Emang gini kan wajah saya?"
"Iya sih, galaknya udah setelan pabrik. Yaudah ayo," ucap Sada menggandeng tangan Satya saat melihat lelaki itu hendak kembali membuka suaranya. Kalau mereka terus mendebat, tidak akan ada ujungnya.
🌻🌻🌻
Butuh waktu hampir setengah jam untuk mendapat penjual ketoprak yang masih buka, akan tetapi saat Satya turun untuk memesan, penjual ketoprak itu sudah membereskan jualannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romance[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...