Ini kali pertama Sada mengunjungi kesatuan Satya. Sada sudah berada di tempat Ibu Sanusi bersama Satya. Lelaki itu benar-benar tidak membiarkan Sada sendirian. Ada juga beberapa orang yang sepertinya akan mengambil pesanan mereka atau juga seperti Sada, ingin membuat pesanan.
"Kak Wira beneran gak tugas hari ini?" Tanya Sada pada lelaki di sebelahnya.
"Gak. Makanya bisa temani kamu," jawab Satya.
"Kalau aku gak minta ditemani, kak Wira bakal tetap nemenin aku gak?" Tanya Sada.
"Ditemenin, kan kita nikahnya berdua," jawab Satya dengan wajah datar seperti biasa. Sada mengulum senyumannya, ingin sekali dia berteriak namun mereka sedang berada di tempat umum.
Fix, gue udah mulai bucin! Sada mengakui hal itu. Sada memang gadis yang terlihat cuek atau bodo amat, tetapi jika sudah mencintai satu orang, kebucinannya tidak tertolong lagi.
Tak lama, Sada dipanggil untuk mengukur tubuhnya agar baju pesanannya segera dibuatkan.
"Titip ya kak," ucap Sada sambil menyerahkan sling bag nya di pangkuan Satya. Hal itu jelas saja terlihat kontras. Satya yang berwajah galak sedang memegang tas perempuan.
Sada kemudian beranjak berdiri meninggalkan Satya yang memilih menunggu Sada sambil memeriksa chat yang masuk di whatsapp dan telegramnya.
"Kapten Wira?"
Satya yang sedang menunggu Sada karena gadis itu sedang di ruang ganti menolehkan kepalanya dan mendapati Letda Harini. Satya beranjak berdiri lalu menerima hormat dari Letda Harini.
"Kapten di sini ada perlu apa?" Tanya Letda Harini.
"Menemani calon istri saya," jawab Satya.
"Wah, udah mau pengajuan, Kapt?" Letda Harini kembali bertanya dengan wajah penasaran. Selama ini Satya tidak pernah membahas hubungannya dengan Sada, bukan untuk menutupi hanya saja tidak ada yang berani bertanya seperti Letda Harini.
"Ya."
Ada wajah kaget yang terpancar dari junior Satya itu. Tentu saja ada berita yang beredar jika Satya akan menikah, namun Letda Harini pikir berita itu tidak benar, rupanya hari ini dia melihat sendiri Satya yang sedang menemani calon istrinya.
"Selamat, Kapt. Saya turut senang. Kalau begitu, izin mendahului."
Setelah memberikan hormat, Harini segera berlalu bersamaan dengan Sada yang melangkah mendekat.
"Tadi siapa?" Tanya Sada yang sempat melihat seorang gadis memberi hormat pada Satya.
"Junior saya. Sudah selesai?"
"Udah, katanya pekan depan ke sini lagi buat ambil pakaiannya," jawab Sada.
"Berarti 2 minggu lagi bisa mulai pengajuan," ucap Satya.
"Udah pengajuan banget nih?" Tanya Sada sambil mengerling jenaka. Satya menyerahkan tas yang tadi di titipkan Sada.
"Insya Allah, mudah-mudahan gak ada halangan," ucap Satya. Sada tersenyum lalu kembali memakai sling bag nya.
"Aamiin, yaudah yuk, aku laper mau makan," ajak Sada.
"Di kantin kesatuan saja ya? Gak apa-apa kan?" Tawar Satya. Mereka bisa saja makan di luar, tetapi Satya takut mereka lama dijalan karena harus berkutat dengan kemacetan.
"Oke, sekalian aku bisa lihat-lihat tempat kerja kak Wira," jawab Sada.
Satya kemudian melangkah keluar bersama Sada yang tentu saja diikuti tatapan penasaran dari beberapa ibu-ibu yang ada di sana. Jangan harap ada adegan gandengan tangan karena Satya berjalan lebih dulu di depan sedangkan Sada dengan langkah kecil dan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romance[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...