SERENDIPITY - 53

4.4K 666 44
                                    

Sada menyantap makan malamnya dengan lahap. Malam ini Bunda memasak bihun bebek, makanan khas Medan.

"Gimana, enak gak?" Tanya Bunda.

"Enak, Bun. Bunda sering-sering ya masak kayak gini," jawab Sada lalu terkekeh.

"Cari kesempatan dia," ucap Satya.

"Halah, bilang aja kamu juga doyan, kak. Makanan ginian kan gak ada di Jakarta, kalaupun ada yang jual pasti jarang banget," ucap Sada.

"Ketutup gengsi dia, nak," ujar Abi.

"Kayak Abi gak gengsian aja," ucap Bunda meledek Abi.

"Oh iya, kamu ngasih nomor saya ke siapa? Tadi siang ada chat yang masuk, katanya suruh kamu save nomornya," ujar Satya.

"Ooh, Devan. Teman aku. Aku kasih nomor kamu, soalnya aku gak hafal nomor ponsel aku," jelas Sada. Kening Satya berkerut.

"Devan siapa? Dia teman kamu yang mana?" Tanya Satya. Bunda tersenyum sambil menatap putranya dengan kerlingan jenaka.

"Cemburu tuh dia," ujar Bunda.

"Apa sih Bun, enggak," jawab Satya.

"Kalau pun cemburu juga gak apa-apa kali. Devan Benazir, pernah gak sengaja ketemu waktu aku liburan di Nepal," ucap Sada.

Abi dan Satya tiba-tiba saja tersedak bersamaan. Sada menatap heran, begitu juga dengan Bunda.

"Kenapa sih?" Tanya Bunda sambil mengangsurkan air minum pada Abi.

"Abi kesedak bihun," jawab Abi lalu meminum airnya hingga tersisa setengah.

Sada menepuk-nepuk pundak Satya dengan pelan hingga batuknya reda.

"Kamu kenal emang sama Devan Benazir? Kayak kaget gitu pas aku sebut namanya," tanya Sada.

"Enggak. Kesedak aja."

"Kompak banget sama Abi," ucap Sada.

"Biasalah nak, Ayah dan anak gitu," ucap Bunda. Sada hanya tertawa lalu kembali menyantap makanannya hingga tandas.

Setelah selesai makan, Sada mengusap perutnya yang sudah memasuki minggu ke 24. 

"Adik bayi happy nih ibunya makan banyak," ucap Satya mengusap lembut perut Sada.

"Happy dong, Yah. Enak gak nak bihun bebek buatan Bunda?" Tanya Sada ikut mengelus perutnya.

"Katanya enak Bunda," ucap Sada lagi menjawab pertanyaannya sendiri.

"Emang adik bayi bilang gitu?" Tanya Satya.

"Iya. Aku kan sering telepati sama adik bayi. Kamu mah gak ngerti kak, kan gak hamil," jawab Sada. Satya mengalihkan pandangannya pada Bunda.

"Emang iya Bun?"

"Iyalah. Kan Ibu dan anak punya ikatan batin tersendiri," jawab Bunda.

"Oh iya kak, besok aku ada jadwal kontrol. Kamu bisa temanin aku gak kira-kira?" Tanya Sada.

"Udah temani saja istrimu itu, baru sekali juga kan kamu nengokin anak kalian?" ujar Abi.

"Lihat besok ya, semoga aja bisa," jawab Satya. Sada hanya menganggukkan kepalanya.

Sada dan Satya kemudian pamit duluan ke kamar mereka. Sada berjalan lebih dulu, di belakangnya Satya mengikuti sambil memegang bahu Sada. Zara sedang mengerjakan tugasnya jadi dia makan malam lebih dulu.

"Kamu beneran gak cemburu sama Devan?" Tanya Sada saat mereka sudah berada di kamar.

"Ngapain cemburu? Emang dia ngapa-ngapain kamu?"

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang